Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso menyatakan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Minggu (28/8) sebagai simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS.
Menurut Sutiyoso, ditemukannya beberapa tulisan bernada ISIS di tas yang digunakan pelaku untuk membawa bom rakitan memperkuat indikasi bahwa pelaku merupakan simpatisan ISIS.
"Dia termasuk simpatisan karena di ranselnya ada lambang ISIS dan juga tulisan 'I Love Al-Bagdadi'," ujar Sutiyoso saat ditemui di Hotel Arya Duta, Senin (29/8).
Untuk diketahui, Abu Bakar Al-Bagdadi merupakan pimpinan tertinggi dari ISIS. Namun dia sudah dinyatakan tewas pada awal Juni 2016 yang lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sutiyoso meskipun IAH merupakan simpatisan ISIS, aksi yang dia lakukan di Medan tidak berafiliasi dengan kelompok radikal di Timur Tengah tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun hingga saat ini IAH bekerja secara sendirian.
Sutiyoso lantas menyamakan aksi yang dilakukan IAH dengan tindakan pemboman di Solo beberapa waktu lalu. Aksi penyerangan ke Markas Polres Solo tersebut merupakan aksi bom bunuh diri yang memakan korban jiwa dari pihak kepolisian.
"Dia itu bermain sendiri seperti yang di Solo. Di peta BIN pun dia tak masuk jaringan manapun," katanya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto juga menyatakan bahwa IAH bukan termasuk pelaku jaringan teroris internasional. Namun ia diduga memiliki benih radikal.
“Dari penggeledahan pada ranselnya dan di kosnya, dia terindikasi terobsesi gerakan radikal dan terorisme internasional. Tapi hasil pendalaman, dia tak masuk jaringan terorisme internasional,” kata Wiranto.
Informasi itu didapat setelah pelaku yang berinisial IAH diperiksa intensif oleh aparat Kepolisian. Pemeriksaan masih berlangsung sampai saat ini.
Aksi teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Minggu (27/8), terjadi saat pastor Albert S Pandingan hendak menyampaikan khotbah. IAH yang membawa ransel mendekati pastor. Ia, menurut saksi mata, juga membawa senjata tajam.
Saat mendekati pastor, tas yang dibawa pelaku mengeluarkan api dan mambakar tubuhnya sendiri. Pastor berhasil menyelamatkan diri, sedangkan jemaat gereja segera menghubungi polisi.
(yul)