Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menanyakan konflik kepemimpinan yang terjadi di Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ke Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso.
Selama lima tahun terakhir, Sutiyoso menjabat ketua umum partai yang tidak lolos ambang batas parlemen pada Pemilu 2014 itu.
Sutiyoso berkata, Jokowi melontarkan pertanyaan itu pada pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (30/8) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi ditanya, ada apa. Biasalah Pak, partai politik ribut," ucapnya mengulang pembicaraan dengan Jokowi.
Akhir pekan lalu, dua purnawirawan jenderal TNI Angkatan Darat berebut kursi ketua umum PKPI. Mereka adalah Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono dan mantan Panglima Kodam V Brawijaya Haris Sudarno.
Pekan lalu, Hendropriyono mengklaim terpilih menjadi orang nomor satu PKPI secara aklamasi. Ia berkata, pemilihan tersebut terjadi Sabtu pekan lalu, pada kongres luar biasa yang dihadiri seluruh perwakilan pengurus daerah.
Tak lama setelah Hendro mempublikasikan kemenangannya, Haris mengklaim, pada kongres PKPI yang berlangsung 22 hingga 23 Agustus, ia juga terpilih menjadi ketua umum secara aklamasi.
Temui WirantoPada waktu yang hampir bersamaan dengan pertemuan Sutiyoso dan Jokowi, Haris bertamu ke rumah dinas Menko Polhukam Wiranto.
Kepada pewarta, Haris membantah membicarakan urusan parpolnya dengan Wiranto, mantan Ketua Umum Partai Hanura.
Namun Haris angkat bicara tentang sepak terjang Hendropriyono di PKPI. "Orang PDIP kok jadi ketua umum PKPI," tuturnya.
Haris berkata, Kementerian Hukum dan HAM pernah mengesahkan posisinya sebagai pelaksana tugas sementara ketua umum PKPI. Ia mengklaim ditunjuk menggantikan Isran Noor yang diberhentikan pengurus.
"Sebelum kongres, saya sudah lapor Kemkumham. Saya sudah ditetapkan sebagai penanggung jawab sementara. Ada suratnya," ujarnya.
(abm)