Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead menyatakan, saat timnya diusir dari lokasi kebakaran hutan dan lahan PT Riau Andalan Pulp and Paper di Desa Bagan Melibur, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, petugas keamanan PT RAPP yang mengusir mereka enggan menghubungi atasannya untuk mengonfirmasi kedatangan rombongan BRG yang melakukan inspeksi mendadak.
Hal itu disayangkan Nazir, dan disebutnya sebagai miskomunikasi di internal PT RAPP. Padahal, kata Nazir, dalam tiap prosedur tetap keamanan, jika ada anggota yang tak yakin dengan hal yang dihadapi, dia harus menghubungi atasannya di pos utama.
Apalagi, kejadian di lahan PT RAPP melibatkan perwakilan pemerintah yang datang ke sana untuk melakukan peninjauan langsung. BRG sebagai lembaga pemerintah, saat itu, Senin (5/9), bahkan didampingi polisi hutan yang memakai lambang resmi Kepolisian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Setahu saya, protap keamanan di mana-mana, kalau tak yakin dengan hal tertentu, bisa kontak atasannnya,” kata Nazir kemarin.
Hari ini, Jumat (9/9), untuk membahas insiden pengusiran itu, BRG, PT RAPP, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggelar rapat tertutup di kantor KLHK.
Nazir mempertanyakan kenapa petugas keamanan PT RAPP di lapangan tidak langsung mencoba meghubungi manajemen perusahaan. Andai koordinasi dan komunikasi dilakukan dengan manajemen, ia yakin pengusiran terhadap BRG kecil kemungkinan terjadi.
Meski Tim BRG diusir, mereka tak diganggu secara fisik. Saat itu Nazir berkeras tak langsung pergi. Rombongannya bertahan lebih dulu untuk mengambil sampel dan menghitung koordinat lokasi kebakaran karena tak ingin pulang dengan tangan hampa.
“Saat itu pihak keamanan perusahaan meminta kami untuk tidak megambil sampel apapun, tapi mereka tidak melakukan pemaksaan fisik,” ujar Nazir.
[Gambas:Youtube]Dalam video resmi BRG, petugas keamanan di lahan terbakar PT RAPP terlihat melarang Nazir dan timnya mengecek lokasi tersebut. Dia mengatakan, perusahaan belum memberi izin, sehingga ia melarang BRG masuk.
BRG melakukan sidak ke lahan PT RAPP setelah mendapat laporan dari masyarakat setempat bahwa RAPP membuka lahan dan kanal baru meski sudah dilarang pemerintah sejak 2015.
BRG lantas menggali informasi, dan memutuskan untuk melihat langsung kondisi di lapangan agar bisa mengukur titik koordinat dan kanal untuk melihat seberapa besar bukaannya, dan seberapa dalam gambut di sana.
Restorasi lahan gambut penting untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, mengingat Indonesia kini rutin dilanda kebakaran hutan hampir tiap tahun. Lahan gambut merupakan penyumbang asap terbesar kebakaran hutan.
(agk)