Jakarta, CNN Indonesia -- Pengacara tersangka kasus dugaan suap mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, Razman Arif Nasution menyatakan, Memi yang menjadi tersangka pemberi suap baru saja melunasi pembelian lahan milik Irman sebesar Rp14 miliar.
Razman menyebut, lahan tersebut dibeli untuk digunakan sebagai gudang menyimpan gula yang dijual oleh CV Semesta Berjaya. CV SB merupakan unit usaha yang dimiliki oleh Memi dan suaminya, tersangka pemberi suap Xaveriandy Sutanto.
"Ibu Memi itu baru beli tanah beliau (Irman) untuk urusan lahan dan tempat gudang. Itu kan tanah Pak Irman, nilainya 14 miliar. Baru saja dibayar lunas," ujar Razman di Kantor KPK, Jakarta, Selasa (20/9).
Ia menuturkan, Irman dan Memi memiliki hubungan kemitraan karena sama-sama berasal dari Sumatera Barat. Dari hubungan tersebut, Razman mengungkapkan bahwa Irman memiliki rencana untuk menjalin kerja sama bisnis setelah tidak menjabat sebagai Ketua DPD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Razman menegaskan, Irman sama sekali tidak pernah meminta upah dari setiap kilogram gula yang dijual oleh CV SB milik Memi dan Xaveandry. Menurutnya, angka tersebut tidak bernilai bagi Irman yang baru saja mendapat uang Rp14 miliar dari penjualan tanah miliknya.
"Masa dia (Irman) habis jual Rp14 miliar terus ada setoran Rp100 juta. Itu
loh yang tidak masuk akal," ujarnya.
Lebih lanjut, Razman juga membantah kabar bahwa Irman menekan Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti, untuk menambah kuota penjualan gula oleh CV SB di Sumbar. Meski demikian, Razman membenarkan bahwa Irman pernah menghubungi Djarot agar Perum Bulog menambah kuota gula bagi Sumbar agar tidak mengalami kenaikan harga.
"Pak Irman bilang, kenapa telepon (Djarot) karena saat cek di lapangan (Sumbar) harga gula naik. (Irman) tanya ibu Memi yang pengusaha gula yang dikenalnya. (Memi) bilang pasokan gula kurang, Bapak hubungilah Bulog bantu kita Pak," ujar Razman.
Dalam perbincangan dengan Djarot, lanjut Razman, Irman merekomendasikan CV SB sebagai mitra bagi Perum Bulog dalam proses alokasi penambahan kuota gula di Sumbar.
Dipilihnya CV SB lantaran Irman merasa telah mengenal Memi dan penambahan gula ke Sumbar diperkirakan tidak banyak. Lagipula, kata Razman, Djarot sempat menyampaikan kepada Irman bahwa Perum Bulog membutuhkan mitra untuk permintaan penambahan kuota gula tersebut.
"(Djarot berkata) bagaimana caranya Bapak (Irman) harus ada mitra. Nah langsung terpikir lah beliau oleh karena ini skala kecil, dihubungilah Ibu Memi. Bu Memi hubungi pihak Bulog dan berjalan begitu saja," ujar Razman.
Tidak BersalahSementara itu, Razman tetap yakin Irman tidak bersalah dalam kasus tersebut. Ia menyebut, proses pemberian uang Memi dan Xaveriandy tidak diketahui dan direncanakan oleh kedua belah pihak.
Ia juga menyebut KPK tidak memiliki bukti otentik yang bisa membuktikan Irman bersalah telah menerima suap.
Sebelumnya, KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap Irman, Memi, dan Xaveriandi di kediaman Irman pada Jumat malam lalu. Dalam OTT itu, KPK menyita uang Rp100 juta yang disimpan dalam sebuah bungkusan.
Uang ditengarai sebagai
fee bagi Irman agar dapat membantu CV SB mendapkan penbahan kuota gula dari Perum Bulog untuk dijual di Sumbar.
(wis)