Dukung Ahok, PDIP Dituding HMI Khianati Wong Cilik

Wishnugroho Akbar | CNN Indonesia
Rabu, 21 Sep 2016 06:11 WIB
Himpunan Mahasiswa Islam menilai Ahok selama memimpin Jakarta telah menunjukkan model kepemimpinan yang otoriter dan semena-mena.
Himpunan Mahasiswa Islam mengecam keputusan PDIP mendukung Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon gubernur DKI Jakarta. (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dukungan PDI Perjuangan kepada Basuki Tjahaja Purnama tidak mencerminkan citra sebagai partai yang membela kepentingan rakyat kecil. Alih-alih, dukungan tersebut justru merupakan bentuk pengkhianatan terhadap ideologi wong cilik yang selama ini jadi kiblat kebijakan PDIP. 

Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyikapi keputusan PDIP pada Selasa malam (20/9) yang secara resmi mendukung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dalam Pemilu Kepala Daerah DKI Jakarta, 2017 mendatang. 

"(Keputusan) PDIP murni mengabaikan perasaan dan nurani rakyat yang selama ini diberlakukan tidak adil oleh Ahok," kata Ketua Bidang Sosial Politik Budaya PB HMI, Muhammad Adil dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa malam (20/9).

Adil berkata, PDIP, sebagai anak kandung reformasi, terlahir untuk menempatkan rakyat pada posisi terhormat dan mengembalikan kedaulatan politik rakyat yang puluhan tahun dirampok rezim Orde Baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, dukungan PDIP terhadap Ahok telah mencederai itu. Pasalnya, menurut Adil, selama memimpin Jakarta,  Ahok telah menunjukan model kepemimpinan yang arogan dan bertangan besi.

Adil menuturkan, banyak contoh kepala daerah yang sukses membangun dan memperbaiki daerah tanpa menerapkan model kepemimpinan yang otoriter dan semena-mena.

"Padahal kita tahu, perbaikan tak selalu identik dengan kekerasan," ujarnya.

PB HMI dalam rilisnya menduga dukungan PDIP terhadap Ahok semata-mata berdasarkan kalkulasi suara dan tekanan dari segelintir pemodal yang berhasrat untuk menjaga kepentingan usahanya di Jakarta.

"Oleh sebab itu, sangat disayangkan PDIP dalam keputusannya tidak memperhatikan aspek kemanusiaan warga kota, tetapi lebih memilih memperjuangkan kepentingan segelintir pemodal," Adil mengatakan. (wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER