Sebanyak 20 Titik Panas Terdeteksi di Sekitar Sumatera

Abraham Utama | CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2016 10:51 WIB
Titik panas terdeteksi berpusat di Bangka Belitung. Sementara Riau yang kerap menjadi pusat karhutla nihil titik panas.
Titik panas terdeteksi berpusat di Bangka Belitung. Sementara Riau yang kerap menjadi pusat karhutla nihil titik panas. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mencatat 20 titik panas di sekitar Pulau Sumatera, Selasa (4/10) pagi. Titik panas itu tidak tersebar di wilayah yang menjadi langganan kebakaran hutan dan lahan seperti Riau.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi menuturkan, satelit Terra dan Aqua milik Badan Antariksa Amerika Serikat mendeteksi 14 titik panas di Bangka Belitung.

Titik panas di provinsi itu, kata Slamet, memiliki tingkat kepercayaan karhutla di atas 50 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Enam titik panas lain tersebar di Jambi (3), Sumatera Selatan (2), dan Lampung (1).

"Di Riau, satelit tidak menemukan titik panas atau terpantau nihil, baik di wilayah pesisir maupun daratan di provinsi itu," ujar Slamet di Pekanbaru, Selasa pagi, seperti dilansir Antara.
Sehari sebelumnya, BMKG menemukan satu titik panas di Kabupaten Pelalawan, Riau. Tingkat kepercayaan karhutla titik panas itu berada di bawah 70 persen.

Riau selama ini tercatat sebagai provinsi dengan kejadian karhutla tinggi. Kemarin, tiga helikopter dan satu pesawat Air Tractor dioperasikan untuk melakukan pengeboman air di Kota Dumai.

"Hingga Senin sore, tiga helikopter itu telah 284 kali melakukan pengeboman air di Dumai," kata anggota tim udara Satgas Karhutla Provinsi Riau Letnan Satu Sherif Yanuardi.

Deteksi dini

Perwakilan United National Office For Project Services (UNOPS) dari Persatuan Bangsa Bangsa Akira Moreto mengembangkan sistem peringatan dini karhutla di Barito Selatan, Kalimantan Tengah.

Akiro berkata, sistem yang dibawanya juga dapat memantau indikator el nino, hujan dan fenomena alam lain. Hasil pemantauan itu dapat dilihat secara langsung pada situs kebakaranhutan.or.id.

"Bayangkan selama 20 tahun ini, setiap kebakaran, fokusnya hanya memadamkan api. Dengan adanya sistem peringatan dini, kebakaran bisa dideteksi dan dicegah," ucap Akiro.
Akiro menuturkan, sistem yang dikembangkannya daapt mendeteksi potensi karhutla antara satu hingga tiga bulan sebelum kebakaran benar-benar terjadi.

UNOPS menjadikan Barito Selatan sebagai lokasi pilot project sebelum mengaplikasikannya ke daerah lain di Indonesia. (abm/agk)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER