Panglima TNI Akui Prajuritnya Ikut Padepokan Dimas Kanjeng

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Rabu, 05 Okt 2016 13:05 WIB
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga tidak mengelak pernah berfoto dengan Taat Pribadi. Namun, Gatot tak menyadari bahwa Taat bermasalah di kemudian hari.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui ada oknum prajurit yang bergabung dengan padepokan Dimas Kanjeng. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui ada oknum prajurit yang bergabung dengan padepokan Dimas Kanjeng. Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan keterlibatan oknum tersebut dalam pedepokan. 

Gatot pun belum bisa berkomentar terkait keterlibatan oknum prajurit TNI dalam dugaan pembunuhan yang diotaki oleh pemimpin padepokan Taat Pribadi.

"Nanti kita lihat hasil penyelidikan. Tapi kalau prajurit yang ikut bergabung di dalam pengurus padepokan itu memang ada," ujar Gatot usai peringatan HUT TNI ke 71 di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (5/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gatot juga telah memerintahkan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayjen I Made Sukadana mengusut keterlibatan oknum anggota TNI dalam padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur itu.

"Sekarang ini, saya perintahkan Pangdam Brawijaya untuk bekerjasama dengan Polri," kata Gatot.

Gatot belum bisa memberikan sanksi kepada prajuritnya yang diduga ikut bergabung dalam padepokan Dimas Kanjeng. Jika anggotanya telah terbukti melakukan pelanggaran hukum, maka pihak TNI akan segera melakukan proses hukum kepada yang bersangkutan.

"Kita harus adakan penyelidikan dan penyidikan, baru diketahui apakah ada pasal hukum yang dilanggar," ujar Gatot.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu juga tidak mengelak bahwa Dimas pernah berfoto dengannya. Namun, Gatot tak menyadari bahwa yang berfoto dengannya itu terjerat kasus hukum di kemudian hari.

"Kalau foto saya dengan Dimas kan banyak wartawan yang kadang minta foto dengan saya. Masak saya tanya jahat atau enggak. Terkejut juga saya," kata Gatot.

Markas Besar Polri menyebut adanya oknum anggota TNI yang diduga terlibat kasus pembunuhan dua pengikut Dimas Kanjeng. Kedua korban itu bernama Ismail dan Abdul Gani. Mereka diduga dibunuh karena akan membuka kedok penipuan yang selama ini dilakukan Taat.

I Made Sukadana mengakui sejumlah oknum TNI dan Polri menjadi "tameng" Padepokan. Mereka berkedok sebagai murid padahal bertugas melindungi Taat Pribadi.

Dimas Kanjeng diduga melakukan penipuan dengan cara menawarkan jasa penggandaan uang. Kasus yang berlangsung sejak 2015 ini terungkap dari dugaan penipuan yang dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal Polri. (rel/abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER