Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memulai proses normalisasi Kali Krukut pada hari ini (12/1). Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, memastikan pembongkaran di hari pertama ini akan mencakup salah satu hotel di bantaran kali kawasan Kemang, Jakarta Selatan, tersebut.
"(Normalisasi) Jalan hari ini. Kita mulai sikat yang hotel. Yang hotel yang halamannya luas itu, tembok itu kan sama aja reklamasi sungai pelan-pelan kan," ujar Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Jakarta, Rabu (11/10).
Beberapa bangunan mewah di Kemang yang berdiri tepat di pinggir Kali Krukut di antaranya adalah Kemang Village, Hotel Pop, dan Joop Fine.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pekan lalu, Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi, mengatakan bahwa setelah diberi surat peringatan (SP) 1, pemilik bangunan Hotel Pop bersedia membongkar sendiri.
"Pop Hotel kena bagian pagarnya saja, itu diminta untuk dibongkar," kata Tri saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Menurut Ahok, fokus pembongkaran sebenarnya adalah bangunan dan rumah di bantaran Kali Krukut yang tidak memiliki sertifikat. Adapun Hotel Pop dan beberapa bangunan mewah yang berdiri di pinggir Sungai Krukut sebenarnya memiliki sertifikat. Namun, hal itu bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
PP tersebut menyatakan kehidupan manusia, seperti bangunan dan tempat tinggal, harus berada di luar garis sempadan.
"Kita usahakan seminimal mungkin membongkar punya orang, tapi kalau yang
trase-nya jelas-jelas
nyolong, ya kita akan bongkar," kata Ahok.
Pembongkaran bangunan di pinggiran Kali Krukut dilakukan untuk antispasi banjir saat hujan deras. Setelah pembongkaran, Kali Krukut akan dinormalisasi dengan mengembalikan lebar semula dan membangun papan turap atau
sheetpile.
Menurut Ahok, Kali Krukut seharusnya memiliki lebar 20 meter. Namun, saat ini hanya tersisa 6-7 meter dengan kedalaman 0,4 meter.
(wis/sur)