Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meminta PT Dirgantara Indonesia fokus memproduksi beberapa jenis pesawat terbang. Dia menyarankan, PTDI tidak perlu membuat banyak tipe pesawat terbang karena persoalannya bukan hanya pada proses pembuatan.
JK telah menyampaikan saran itu kepada Direktur Utama PTDI Budi Santoso di tengah acara pameran Indo Defence 2016 Expo & Forum.
"Tadi saya berbicara dengan Pak Budi bahwa PTDI harus fokus. Jangan ingin semua, jangan begitu banyak tipe pesawat yang mau dibikin," kata JK di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permintaan agar PTDI fokus pada pembuatan pesawat tertentu berkaitan dengan proses pascaproduksi. JK mengatakan, perusahaan milik negara ini perlu memikirkan proses produksi, penjualan hingga pemeliharaan pesawat usai penjualan.
"Tentu harus fokus ke komponen dan tipe tertentu yang bisa dibuat," ujarnya.
Menurutnya, servis pendukung setelah penjualan pesawat (
aftersales service) juga perlu dipikirkan, sebab menurutnya hal itu tidak mudah dilakukan. Kelengkapan komponen dan onderdil yang sesuai tipe pesawat pun menjadi tanggung jawab PTDI.
"Karena apabila tidak (fokus), pesawat itu membuatnya bisa, persoalan lain bagaimana menjualnya, yang lebih rumit lagi memeliharanya,
aftersales service, itu kadang-kadang
sparepart-nya (tidak mudah)," katanya.
Semua itu, kata JK, demi kemajuan dan keberlangsungan industri penerbangan dalam negeri. Melalui pameran Indo Defence, tambahnya, PTDI perlu belajar dari industri pertahanan negara lain. Dia mengatakan, Indonesia perlu melepas ketergantungan pihak asing dalam pengadaan alutsista, alat utama sistem persenjataan.
"Kalau kita tidak pernah ingin memajukan dalam negeri maka ketergantungan kita akan tinggi. Kita harus melihat pameran ini bukan hanya ingin membeli (alat pertahanan)," katanya.
Di tempat terpisah, pakar pertahanan Connie Rahakundini menilai, penyelenggaraan Indo Defence merupakan kesempatan Indonesia melihat lebih dekat industri maupun teknologi pertahanan dari banyak negara. Selain itu, melalui pameran tersebut, masyarakat juga bisa mengetahui kekuatan alutsista yang dimiliki Indonesia dibanding negara lain.
"Di sinilah sebenarnya PTDI bisa memulai penetrasi ke calon-calon produsen ini, apa kira-kira yang bisa dibikin," katanya saat ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta.
Dia menekankan agar PTDI mengedepankan transparansi dalam proses produksi pesawat. Sebab undang-undang telah mengamanatkan agar pengadaan alutsista lebih mengutamakan produksi dalam negeri.
"Contoh, PTDI pura-pura bisa buat tapi ternyata dia enggak bisa buat, inilah yang saya pikir sekarang harus dibuka," katanya.
Sependapat dengan JK, Connie juga mengusulkan agar PTDI lebih fokus dalam produksinya. Menurutnya, pembuatan pesawat tidak perlu dilakukan secara menyeluruh oleh perseroan tersebut.
"Konsentrasi saja, kalau mau cuma jago buat komponen, jadi enggak usah semua mendadak harus utuh," katanya.
(rel)