Jakarta, CNN Indonesia -- Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut penganiayaan seorang Ketua RT di Rawa Belong karena menginzinkan dirinya kampanye di wilayah itu. Ia mendukung pengusutan aksi penganiayaan ini oleh polisi.
Menurut Ahok, pengeroyokan pada Nurdayat yang juga Ketua Ranting PDI Perjuangan itu dilakukan oleh 12 orang. Mereka sempat menolak Ahok dan berusaha mengejarnya. Ahok saat itu memilih tak meladeni orang-orang tersebut.
Setelah Ahok pergi dari Rawa Belong, orang-orang itu mencari Nurdayat dan menganiayanya.
Sebagai Ketua RT, Nurdayat menurut Ahok jelas tak bisa menolak kedatangan Ahok sebagai calon gubernur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia (Nurdayat) mengatakan, harus terima dong. Kampanye kan memang bebas terdaftar di KPU kok. Lalu digebukin," kata Ahok, Kamis (3/11) usai membesuk Nurdayat di sebuah rumah sakit di Jakarta Barat.
Ahok mendukung kasus ini diusut oleh polisi. Dayat sendiri sudah melapor ke Polsek Kebon Jeruk. "Ini penganiayaan, harus lapor polisi. Visumnya lengkap, video dan foto juga lengkap," kata Ahok,
Ahok menyebut orang-orang yang menolaknya dan menganiaya Nurdayat bukan berasal dari Rawa Belong. Nurdayat yang sudah bicara dengan Ahok juga membenarkan hal ini.
Nurdayat, kata Ahok, mengenali orang-orang yang menganiaya dirinya. Mereka ternyata bukan warga Rawa Belong di mana Ahok berkampanye kemarin.
Menurut Ahok, masyarakat tidak boleh takut dengan tindakan premanisme. Maka itu, tim pemenangan juga akan melaporkan kasus tersebut ke polisi.
Tim pemenangan Ahok-Djarot menurutnya akan menanggung semua biaya pengobatan Nurdayat. Ia diperkirakan sudah keluar dari rumah sakit besok.
Sementara itu Tim Pemenangan Ahok-Djarot di Bidang Khusus Masinton Pasaribu mengatakan, adanya penolakan kemarin tak lantas membuat pengawalan pada Ahok akan diperketat. Menurutnya, selama ini pengamanan pada Ahok sudah cukup baik.
"Polisi sudah tahu tugasnya," kata Masinton.
(sur/obs)