Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan massa dari sejumlah organisasi masyarakat memadati Jakarta, Jumat (4/11). Mereka berjaga di beberapa titik. Salah satunya, mereka mengepung Kompleks Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara.
Presiden Joko Widodo termasuk target yang ditunggu. Massa Muslim itu menuntut agar pemerintah, khususnya Jokowi, mengusut tuntas kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Demo tak dadakan. Rencana aksi disampaikan beberapa hari sebelumnya. Sehari sebelum demo, Jokowi bahkan membuka kemungkinan menerima langsung perwakilan demonstran di Istana. Tapi pada hari H, Jokowi tak ditempat, meski ia masih beraktivitas selayaknya hari normal. Ia melakukan kunjungan kerja ke Bandara Soekarno-Hatta. Sang Presiden berada di Tangerang sedari siang hingga petang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia meninjau lokasi pembangunan stasiun kereta Bandara Soetta-Jakarta Kota, memastikan pembebasan lahan jalur kereta di Batu Ceper, dan meninjau perkembangan Garuda Maintenance Facilities AeroAsia. Meski massa masih bertahan hingga Jumat malam, mereka belum juga bisa bertemu Jokowi.
Istana membantah blusukan sebagai langkah Jokowi menghindari demo.
Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Kepresidenan Bey Machmudin mengatakan, kunjungan kerja ke Bandara sudah direncanakan jauh hari. Di Istana, Menko Polhukam Wiranto dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menggantikan posisi Jokowi menemui demonstran. Sayangnya, bukan itu yang diharapkan demonstran.
Wiranto ditolak. Ia akhirnya meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menemui massa. Tiga perwakilan demonstran pun masuk ke Kantor Wapres dan berdialog bersama JK. Wiranto, Lukman, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ikut mendampingi.
Meski sudah diterima pemerintah, seruan bermalam di depan Istana dari sejumlah oknum masih terdengar di antara demonstran. Aksi bahkan berlanjut meski jarum jam sudah menunjukkan lebih dari pukul 18.00 WIB, batas akhir aksi jalanan seperti yang diatur dalam undang-undang.
Kekacauan tak terelakkan. Pukul 19.33 WIB, aparat mulai menembakkan gas air mata. Itu terjadi 12 menit setelah JK meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan.
Medan Merdeka Utara pun memanas. Botol-botol dilempar. Kayu dan ban mobil dibakar. Gas air mata yang tak henti ditembakkan, tak dapat menghentikannya.
Korban luka pun mulai berjatuhan. Sejumlah aparat dan masyarakat diselamatkan ke dalam Pos Penjagaan Utama Istana dan rumah sakit. Wiranto dan Tito sampai ke luar Istana. Tito menitahkan aparat menghentikan penembakan gas air mata.
Ia juga membujuk massa untuk menghentikan aksi dan kembali ke rumah, atau daerah masing-masing. Tapi demo berlanjut meski aparat tak lagi menembak.
“Kresna persiapan kembali dari Bogor.”
Informasi itu terdengar sekitar pukul 20.43 WIB, melalui saluran radio penghubung seorang Paspampres yang berjaga di halaman depan Istana Merdeka. Kresna adalah panggilan di antara pasukan pengaman untuk Jokowi.
Presiden, ujar Bey, sudah kembali ke Bogor sejak 19.00 WIB, usai meninjau Jakarta Air Traffic Services Center.
Tak sampai sejam informasi itu terdengar, mobil dinas Kepala BIN Budi Gunawan memasuki kawasan Istana. Sekitar setengah jam kemudian, mobil Panglima TNI juga masuk ke Wisma Negara. Mereka 'menemani' Seskab Pramono Anung, Pratikno, Wiranto, dan Lukman Hakim yang sedari pagi ‘berjaga’ di Istana.
 Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino Aksi demo 4 November di depan Istana Negara sempat ricuh. |
Jokowi sendiri sebenarnya ingin segera kembali ke Istana, bahkan sejak pukul 16.00 WIB. Ia mengatakan akan langsung ke Jakarta karena telah menyelesaikan kunjungan kerja di Bandara Soetta. “Pulang karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Iya dong [langsung ke Jakarta]. Sudah rampung," ujarnya.
Tapi keinginan pulang harus dipendam karena situasi sekitar Istana tak kondusif. Pramono Anung mengatakan, kerusuhan di depan Istana menjadi salah satu faktor Komandan Paspampres Bambang Suswantono 'melarang' Jokowi kembali ke Istana sore itu.
"Tadi presiden tiga sampai empat kali menghubungi Mensesneg dan Seskab memutuskan ke Istana. Tapi karena seluruh jalan tidak memungkinkan untuk kehadiran beliau, disarankan Danpaspampres tidak ke Istana," kata Pram.
Jokowi dikabarkan sampai di Jakarta sekitar pukul 23.20 WIB. Ia langsung memimpin rapat koordinasi. KSP Teten Masduki, Menkominfo Rudiantara, Wakapolri Komjen Syafruddin, Stafsus Presiden Arie Dwipayana dan Sukardi Rinakit serta Juru Bicara Presiden Johan Budi turut mengikuti rakor itu di Istana Merdeka.
Pukul 00.09 WIB, Jokowi akhirnya memberikan keterangan resmi kepada masyarakat. Ia berterima kasih kepada seluruh tokoh agama dan pimpinan organisasi masyarakat karena dapat menjaga aksi damai sejak pagi hingga petang.
Pulang karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Iya dong [langsung ke Jakarta]. Sudah rampung.Joko Widodo, Presiden RI |
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, pemerintah akan mempercepat proses hukum Ahok secara tegas dan transparan, sesuai tuntutan massa. Kasus itu sendiri sebenarnya sudah masuk Bareskrim Polri. Kini itu diprioritaskan.
Melalui pernyataan yang sama, Jokowi menyayangkan kerusuhan terjadi usai salat Isya. Seperti yang disinggung sebelumnya, massa memang sempat memanas. Jokowi menduga, itu karena ada susupan agenda politik dalam aksi damai itu.
“Seharusnya sudah bubar tetapi menjadi rusuh. Kami lihat ini ditunggangi aktor politik yang memanfaatkan situasi," tuturnya.
Jokowi mengakhiri keterangan resmi dengan imbauan kepada massa yang masih berada di Istana dan Kompleks DPR/MPR kembali ke rumah dan daerah masing-masing. "Saya harap masyarakat tetap tenang dan menjaga lingkungan masing-masing sehingga situasi tetap aman dan damai," pesan Presiden.
Massa memang akhirnya pulang, Sabtu (5/11) dini hari. Istana, Masjid Istiqlal, Balai Kota, Monas, serta Gedung DPR/MPR yang mereka ‘jaga’ sebelumnya, kini sudah sepi dan aman. Terkendali. Massa tak ada lagi. Janji Ketua MPR, apalagi Presiden, cukup untuk akhirnya memulangkan mereka.
(rsa)