Jakarta, CNN Indonesia -- Hari kedua Sidang Umum Interpol ke-85 di Bali menghasilkan kesepakatan seluruh anggota untuk bekerja sama dalam bidang intelijen untuk mengatasi masalah terorisme dan kejahatan siber.
"Karena berbagai modus operandi yang terus berkembang, masing-masing anggota harus bekerja sama dalam berbagi informasi intelijen," kata Kepala Biro Misi Internasional Polri Brigadir Jenderal Johanis Asadoma dalam konferensi pers, Selasa (8/11).
Tidak dijelaskan lebih jauh mengenai kesepakatan baru itu. Namun, Selama ini, Interpol telah saling berbagi informasi intelijen mengenai orang-orang yang diduga melakukan kejahatan bersama peringatan ancaman melalui
green notice.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sidang sendiri dilaksanakan tertutup. Informasi yang dibahas dalam perhelatan internasional ini bersifat rahasia sehingga tidak bisa diungkap ke publik.
Selain itu, sidang juga menyepakati peningkatan kerja sama dalam bidang peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Hal ini, kata Johanis, diperlukan untuk mengatasi meningkatnya kemampuan pelaku kejahatan seiring dengan waktu.
"Tanpa ada sumber daya manusia, pelaku kejahatan yang selalu berkembang akan selalu selangkah lebih depan (dari penegak hukum)," ujarnya.
Sementara kesepakatan ketiga adalah peningkatan kerja sama regional. Dalam hal ini, Aseanapol yang menaungi Polri dan Europol dijadikan contoh. Selanjutnya, organisasi Kepolisian regional lain akan mengikuti langkah kedua organisasi tersebut.
Ketiga kesepakatan itu juga diikuti dengan pemanfaatan teknologi informasi."Karena hampir semua kejahatan sekarang hampir selalu menggunakan teknologi informasi," kata Johanis.
Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, sejak sidang hari pertama negara peserta sidang sudah menyoroti permasalahan soal kerja sama di bidang informasi.
"Jadi ada kesadaran untuk berbagi informasi," kata Martinus.
Selain itu, sidang juga dibahas permasalahan lain seperti kejahatan terorganisir, narkotika, pencucian uang, dan permasalahan transnasional lainnya. Para delegasi juga mulai menyusun
road map tahun 2020.
Presiden Interpol Mireille Balestrazzi akan mengakhiri masa jabatannya tahun ini. Menurut Martinus, anggota Interpol akan memilih presiden baru di hari terakhir sidang, Kamis nanti.
(wis/asa)