Panglima TNI Waspadai Pemicu Konflik Horizontal

Prima Gumilang & Christie Stefanie | CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2016 10:28 WIB
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut fenomena konflik di Timur Tengah dapat menjalar ke Asia Tenggara. Ia meminta publik tidak mudah terhasut.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut fenomena konflik di Timur Tengah dapat menjalar ke Asia Tenggara. Ia meminta publik tidak mudah terhasut. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyoroti perkembangan situasi global yang dapat berdampak pada stabilitas dalam negeri Indonesia. Gatot meminta masyarakat tidak mudah menerima informasi tak terverifikasi untuk mencegah konflik horizontal.

Menurut Gatot, konflik di sejumlah negara Timur Tengah akan bergeser ke Asia Tenggara. Pertikaian yang dipicu persoalan dalam negeri itu umumnya berawal dari perang saudara.

"Di negara-negara yang hancur, semuanya dari dalam. Makanya, kita semua harus waspada, jangan mudah diadu domba," ujarnya di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gatot menyebut sejumlah ancaman pertahanan Indonesia. Salah satunya, kata dia, adalah peningkatan jumlah pasukan marinir Amerika Serikat di Darwin, Australia.

Di wilayah yang hanya berjarak 475 kilometer dari Blok Masela, pulau terluar Indonesia, AS menempatkan 2.500 tentara.
Ancaman kedua, kata Gatot, adalah konflik Laut China Selatan. Ia merujuk pada sikap China yang tidak menghormati putusan pengadilan arbitrase internasional.

Gatot juga menyebut China sudah memberlakukan zona pertahanan udara di kawasan tersebut. Semua yang melintas wajib lapor. "Artinya ini peringatan, mungkin terjadi konflik di situ dan kawasan itu kan dekat sekali dengan Indonesia," katanya.

Kesepakatan multilateral antara Inggris, Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura yang tergabung dalam Five Power Defence Arrangements (FPDA) juga masuk daftar ancaman Indonesia versi Gatot.

Kelima negara itu secara rutin menggelar latihan militer bersama yang melibatkan sekitar 3.000 tentara dan armada perang.

Lebih dari itu, Gatot menyebut ancaman dari WNI yang kembali dari markas kelompok teror internasional, peredaran narkotik global, serta persaingan ekonomi berbasis sumber daya alam sebagai hal-hal yang akan berdampak pada pertahanan Indonesia.
Gatot lantas mengutip prediksi Presiden pertama Indonesia, Sukarno, yang menyatakan banyak negara akan iri terhadap sumber daya alam Indonesia.

"Kewajiban saya sebagai Panglima TNI, dengan perangkat yang ada, untuk menganalisa. Hasilnya, saya tidak curiga, tetapi patut waspada," ujar Gatot.

Kemarin, Jokowi secara khusus menyatakan belum akan mengganti Panglima TNI. Menurutnya, selama ini Gatot menunjukkan kerja positif.

"Beliau telah bekerja pagi, siang, dan malam dengan baik," ujarnya.

Saat ini, Gatot berusia 56 tahun. Merujuk UU 34/2004, Gatot baru akan memasuki usia pensiun pada umur 58 tahun, sekitar Maret 2018.
(abm/rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER