Depok, CNN Indonesia -- Presiden Indonesia Joko Widodo meminta Korps Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian tak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) saat memberikan pengayoman, perlindungan, dan rasa aman kepada masyarakat.
"Indonesia akan mundur ke belakang jika menghabiskan energi untuk pertentangan suku, agama, dan golongan. Saya meyakini Korps Brimob mampu menjadi pelopor persatuan dan menjadi penjaga kebhinnekaan," kata Jokowi di Markas Komando Korps Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Jumat (11/11).
Sebagai pimpinan tertinggi Polri, Jokowi juga memerintahkan seluruh pasukan Brimob untuk tetap waspada dalam menghadapi segala gangguan. Jokowi meminta Brimob untuk tidak menunggu masalah menjadi besar lalu diselesaikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya perintahkan kepada seluruh personel Brimob untuk tetap waspada dari gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat. Sekecil apapun gangguan itu segera selesaikan," kata Jokowi.
Jokowi juga berterima kasih kepada Brimob yang sudah mengamankan aksi demonstrasi Jumat, 4 November, pekan lalu.
"Terima kasih atas kerja keras, kekompakkan dan profesionalisme dalam mengamankan unjuk rasa 4 November, sehingga akhirnya sampai magrib unjuk rasa berjalan dengan tertib dan aman," tutur Jokowi.
Setelah memberikan pengarahan, Jokowi lalu menyalami anggota Brimob yang berada di barisan paling depan.
Ditemui jurnalis usai pengarahan, Jokowi mengatakan, kedatangannya ke Markas Brimob untuk melihat langsung kesiapan Brimob.
Jokowi memantau persiapan Brimob dalam menjinakkan bom, SAR, dan perang hutan. Dia berharap kesiapan itu mampu mengayomi dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Presiden pun memuji segala kesiapan yang telah ditunjukkan dan dilihatnya sendiri di lokasi tersebut.
Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pengarahan tersebut ialah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian, Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin, dan Komandan Korps Brigade Mobil Inspektur Jenderal Pol. Murad Ismail.
(rel/yul)