Wakil Ketua KPK Sebut Nepotisme Tak Selamanya Jelek

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Minggu, 13 Nov 2016 03:22 WIB
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menyebut agar tidak menjadi negatif, nepotisme harus diberi batas tertentu karena nepotisme adalah cerminan kekerabatan.
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menyebut agar tidak menjadi negatif, nepotisme harus diberi batas tertentu karena nepotisme adalah cerminan kekerabatan. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang, menilai tindakan nepotisme tidak selalu negatif asalkan konsisten terhadap nilai-nilai perjuangan, kebangsaan, gotong royong, dan koperasi.

“Nepotisme itu bukan berarti jelek, tetapi, di depan nepotisme itu yang membedakan adalah mengenai konsistensi kita terhadap nilai-nilai perjuangan, berkebangsaan, gotong royong, dan koperasi,” tutur Saut saat ditemui di diskusi Paguyuban Mas Tentara Republik Indonesia Pelajar di Gedung Auditorium Institut Perbanas Jakarta, Sabtu (12/11).

Hal ini, kata Saut, penting untuk dipahami. Pasalnya, di depan tindakan korupsi biasanya ada kolusi dan nepotisme.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Saut, nepotisme adalah cerminan kekerabatan. Sifat itu juga dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Agar tidak menjadi negatif, nepotisme harus diberi batas tertentu. Dalam hal ini perlu filter berupa kualitas dan integritas yang bisa diketahui saat mengenal seseorang. Selain itu, proses seleksi untuk menguji kualitas itu tetap harus ada.

“Kekerabatan itu bukan sesuatu yang harus dihilangkan. Cuma di dalamnya itu ada dimensi kualitas, kerjasama, seleksi, jenjang karir, itu semua harus dijabarkan dulu,” ujarnya.

“Kalau saya sudah kenal Anda dan saya tahu IQ anda tinggi, kemudian, saya tahu anda memiliki kapabilitas sesuai dengan karakter dan integritas yang diperlukan organisasi kita, kenapa nggak? Baru berikutnya pakai proses, ada seleksi,” tambahnya.

Bahkan, negara adidaya seperti Amerika Serikat (AS), menurut Saut, juga melakukan nepotisme. Hal itu tercermin kala Hillary Clinton, istri mantan Presiden AS Bill Clinton, bisa menjadi calon Presiden pada Pemilihan Presiden (AS) lalu.

“Amerika itu negara paling nepotisme. Kalau tidak, Hillary Clinton tidak bisa jadi, loh suaminya kan mantan Presiden,” kata Saut.

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, nepotisme diartikan sebagai perilaku yang memperlihatkan kesukaan yang berlebihan kepada kerabat dekat; kecenderungan untuk mengutamakan (menguntungkan) sanak saudara sendiri, terutama dalam jabatan, pangkat di lingkungan pemerintah; atau tindakan memilih kerabat atau sanak saudara sendiri untuk memegang pemerintahan. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER