BNPB: Siap Siaga Puncak Musim Hujan pada Januari 2017

Wishnugroho Akbar | CNN Indonesia
Senin, 14 Nov 2016 09:29 WIB
Sepanjang 2016, bencana banjir paling banyak terjadi, yaitu 659 kejadian. Namun korban jiwa terbanyak diakibatkan oleh bencana tanah longsor.
Di antara berbagai jenis bencana yang terjadi sepanjang 2016, bencana tanah longsor palking banyak memakan korban jiwa, yakni 161 jiwa. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir. Musim hujan masih akan berlanjut dengan puncaknya diprediksi pada Januari 2017.

"Sesuai polanya, Januari puncak curah hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia. Pola bencana juga menunjukkan Januari adalah bulan paling banyak bencana di Indonesia," kata Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Nugroho, dalam siaran pers di Jakarta, Senin (14/11). 

Selain memprediksi musim hujan yang puncaknya jatuh pada Januari 2017, BNPB menyebut 2016 sebagai Tahun Bencana. Pasalnya, sejak 1 Januari hingga 11 November 2016, BNPB mencatat telah ada 1.985 yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah itu menjadi jumlah bencana tertinggi dalam kurun 10 tahun terakhir. Sebagai perbandingan, jumlah kejadian bencana selama 10 tahun terakhir adalah tahun 2007 (816 bencana), 2008 (1.073), 2009 (1.246), 2010 (1.941), 2011 (1.633), 2012 (1.811), 2013 (1.674), 2014 (1.967), dan 2015 (1.677).

BNPB mengingatkan bahwa jumlah bencana tahun ini akan terus bertambah karena curah hujan akan terus meningkat selama bulan November hingga Desember. Bencana yang patut diwaspadai adalah banjir, longsor, dan puting beliung di sejumlah wilayah.

"Meskipun bencana yang terjadi tidak termasuk bencana besar, namun korban jiwa dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan bencana cukup besar," demikian pernyataan BNPB dalam laman resminya.

Dalam catatan BNPB, 375 orang tewas akibat peristiwa bencana selama 2016, 383 jiwa luka-luka, 2,52 juta jiwa menderita dan mengungsi, dan lebih dari 34 ribu rumah rusak. Jumlah korban diprediksi akan terus meningkat seiring curah hujan yang terus meningkat hingga Desember nanti.

Dari 1.985 bencana sepanjang 2016, bencana banjir adalah yang paling banyak terjadi yaitu 659 kejadian. Selanjutnya berturut-turut adalah puting beliung 572 kejadian, longsor 485, kebakaran hutan dan lahan 178, kombinasi banjir dan longsor 53, gelombang pasang dan abrasi 20, gempa bumi 11, dan erupsi gunung api 7 kejadian.

Bencana longsor merupakan bencana yang menimbulkan korban tewas paling banyak yaitu 161 jiwa. Sedangkan banjir menyebabkan 136 jiwa tewas, kombinasi banjir dan longsor 46 tewas, puting beliung 20 jiwa, erupsi gunungapi 7 jiwa, gempabumi 3 jiwa, dan kebakaran hutan dan lahan 2 jiwa.

Rangkaian bencana yang terjadi tahun ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti tingginya curah hujan akibat pengaruh dari La Nina lemah, menguatnya Dipole Mode negatif dan hangatnya perairan muka air laut di sekitar Indonesia.

Ribuan bencana itu juga disebabkan faktor lain seperti kerusakan lingkungan, meluasnya daerah aliran sungai yang kritis, degradasi sungai, tingginya kerentanan dan masih terbatasnya mitigasi struktural dan non struktural.
(wis/yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER