Ragam Ekspresi Jokowi Menyikapi Persoalan Ahok

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 16 Nov 2016 14:58 WIB
Presiden Jokowi telah menghadapi ragam dinamika respons publik sejak demonstrasi 4 November hingga Ahok kini ditetapkan sebagai tersangka.
Presiden Joko Widodo ikut dibuat repot kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Ahok. (Antara Foto/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ragam ekspresi kerap ditunjukkan Presiden Joko Widodo setiap kali membahas kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Mulai dari santai, bingung, hingga berkeluh kesah diperlihatkan Jokowi dalam dua pekan terakhir.

Dalam acara Silatnas Ulama pekan lalu, Jokowi secara halus mengemukakan dirinya sampai saat ini belum bisa senang. Respons itu dia sampaikan saat menyikapi sindiran dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar.

"Kalau disinggung-singgung ya saya jawab apa adanya memang belum (merasa senang). Tadi kan tanya kapan senangnya? Saya kalau disinggung, saya juga punya perasaan," jawab Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu bukan kali pertama Presiden disindir. Sindiran pertama kali yang bersinggungan dengan Ahok disampaikan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Dia menyidir kinerja dan analisis intelijen Jokowi terkait dugaan keterlibatan partai politik dalam Aksi Bela Islam 4 November lalu.

Jokowi menanggapinya santai. Sembari tertawa, ia mengatakan, intelijen juga manusia yang bisa benar dan salah. Tanggapan santai kembali diberikan mantan Wali Kota Solo ini ketika disebut telat berkonsolidasi dengan tokoh dan pemuka agama Islam mengenai dugaan penistaan agama.

"Saya kira saya adalah manusia biasa yang penuh dengan kesalahan, yang penuh dengan kekurangan. Terima kasih," kata Jokowi.

Di lain kesempatan, Jokowi menunjukkan kebingungannya atas tanggapan dan permintaan untuk tak mengintervensi proses hukum terhadap Ahok. 

Keluh kesah dan kebingungan Presiden salah satunya diperlihatkan ketika menghadiri acara Partai Amanat Nasional akhir pekan kemarin. Saat itu, ia menegaskan tak akan mencampuri urusan kepolisian.

"Begitu sekali saya intervensi proses hukum, lain-lain akan (minta) satu-satu ke saya. Pak, itu intervensi pak. Apa seperti itu yang kita mau? Seperti itu yang tidak saya mau," katanya.

Jokowi lantas mempertanyakan alasan sejumlah masyarakat yang hanya memperhatikan Pilkada DKI 2017. Padahal tahun depan, Pilkada dilakukan di tujuh provinsi, 76 kabupaten, dan 18 kota atau total 101 daerah.

"Kenapa energi dan konsentrasi kita hanya habis di Jakarta? Apa hitung-hitungannya? Apa kalkulasinya? Kalau ada masalah hukum, serahkan pada proses hukum," tegasnya.

Kebingungan Presiden tak berhenti di sana. Ia juga mengalami hal serupa ketika membuka dan membaca media sosial sebulan belakangan.

Jokowi mengatakan, selama ini dirinya membuka media sosial untuk menyegarkan pikiran, melalui hiburan dan bacaan-bacaan lucu. Namun, hal itu telah jarang ditemuinya belakangan.
Internet, menurutnya, semakin dipenuhi hujatan, ejekan, makian, fitnah, adu domba, dan upaya provokasi seperti ajakan pembantaian dan pembunuhan.

"Buka medsos, isinya sudah geleng-geleng kepala saya. Kalau ke Bogor ada waktu sejam buka medsos. Isinya, aduh enggak bisa ngomong saya," keluh Jokowi.

Menurut Jokowi, fenomena di media sosial itu tak sejalan dengan kepribadian Indonesia, negara dengan umat muslim terbesar di dunia yang mengedepankan perdamaian dan demokrasi.

Secara garis besar, Jokowi mengaku tidak mengerti dirinya menjadi "target" permasalahan ini. Jokowi merasa dirinya menjadi "tujuan akhir" dari demo 4 November.
Puluhan ribu pedemo beraksi mengelilingi depan Kompleks Istana Kepresidenan menuntut Jokowi menindaklanjuti proses hukum terhadap Ahok.

"Yang saya lebih heran. Ini kan masalah DKI, urusan DKI. Lah kok urusannya digeser ke Presiden? Ke saya? Coba kita pakai kalkulasi nalar saja. Ini ada apa? Kalau saya sih senyam senyum saja," tutur Jokowi sembari tersenyum.

Bareskrim Mabes Polri kini telah menetapkan kasus Ahok naik ke tahap penyidikan. Ahok resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama dan dicegah bepergian ke luar negeri.

Jokowi, melalui Juru Bicara Presiden Johan Budi, menyatakan kepolisian telah menjalankan tugasnya secara profesional, cepat, tegas, dan transparan.

"Apa yang dilakukan Polri sekarang ini sudah memenuhi kaidah-kaidah yang diperlukan. Transparan, adil, dan profesional," ujar Johan. (wis/gil)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER