Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah Metro Jaya tetap mewaspadai kemungkinan aksi demonstrasi besar-besar pada Jumat pekan ini meski sampai Rabu sore (23/11) belum ada surat pemberitahuan rencana menggelar demo.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono menyatakan berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, sebagian kelompok akan turun ke jalan pada Jumat pekan ini. Namun, polisi belum menerima surat pemberitahuan tentang aksi unjuk rasa hingga saat ini.
"Pemberitahuan belum ada, kita tunggu perkembangan informasinya," kata Awi di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (23/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, salah satu upaya yang dilakukan polisi adalah
tactical floor game (taktik analisis kerawanan) di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan pada hari ini.
Awi menjelaskan dalam kegiatan taktik analisis kerawanan, seluruh personel kepolisian dan TNI diberikan arahan perihal titik-titik dan strategi pengamanan.
"Kalau ada massa begini bagaimana, kalau ada massa lewat bagaimana antisipasinya. Lalu, apa yang harus dilakukan, termasuk prosedur tetap yang ada," ujanya.
Mengantisipasi Potensi Kerusuhan
Selain itu, ia menambahkan, personel kepolisian juga tetap dikerahkan untuk melakukan pengamanan di sejumlah titik di Jakarta. Menurut Awi, langkah ini dilakukan guna mengantisipasi berbagai potensi kerusuhan yang mungkin terjadi.
"Bantuan kendali operasional dari Brigadir Mobil (Brimob) kami tempatkan di tempat-tempat strategis, ada 26 titik," tutur Awi.
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) sebelumnya telah menyatakan akan menggelar 'Aksi Bela Islam III' pada 2 Desember, bukan pada 25 November, seperti yang direncanakan sebelumnya.
Aksi ketiga itu, menurut Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman, akan dilaksakan karena Kepolisian belum menahan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok usai ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.