Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian meminta Muslimat Nahdatul Ulama (NU) mewaspadai upaya radikalisasi jelang demonstrasi 2 Desember mendatang.
"Saya minta Muslimat NU memperkuat barisan. Karena NU didirikan sebagai organisasi Islam moderat yang paling penting," kata Tito dalam pidatonya di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (25/11).
Menurut Tito hal ini penting karena selain Pemilihan Kepala Daerah 2017, bangsa Indonesia juga dihadapkan dengan agenda politik yang lebih besar yakni Pemilihan Presiden 2019.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selaku pimpinan Polri, Tito berharap suasana damai menjelang Pilpres terus terjaga sehingga demokrasi bisa terus berjalan.
"Itu pertanda bangsa Indonesia dewasa dalam demokrasi. Dan ini jaminan modal penting bagi kita agar pembangunan bisa berjalan," kata Tito.
Tito mewanti-wanti, jika konflik kecil terus terjadi saat ini, warga Indonesia mesti berhati-hati pada tahun-tahun jelang pemilihan Presiden tersebut.
"Artinya demokrasi kita masih ada batu rintangan," ujarnya.
Di akhir pidatonya, Tito juga menyebut NU sebagai salah satu organisasi yang paling penting dalam menjaga kesatuan bangsa. Sementara bagi Polri, hal itu sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.
"Kami apalagi, Polri dan TNI pasti sudah siap menjaga kesatuan NKRI," ujar Tito.
Demonstrasi 2 Desember adalah lanjutan dua aksi sebelumnya yang menuntut percepatan proses hukum Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Calon Gubernur Petahana itu dilaporkan atas dugaan penistaan agama.
Saat ini, dia sudah ditetapkan sebagai tersangka. Walau demikian, sebagian masyarakat masih belum puas karena Ahok tidak ditahan. Karena itu, mereka kembali turun ke jalan untuk menuntut hal tersebut.
(gil)