Kapolri Tampik Kabar soal Pemeriksaan Amien Rais

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Minggu, 16 Okt 2016 09:46 WIB
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian menampik kabar bahwa ia memerintahkan jajarannya untuk memeriksa Amien Rais.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian menampik kabar bahwa ia memerintahkan jajarannya untuk memeriksa Amien Rais. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian menampik kabar bahwa ia memerintahkan jajarannya untuk memeriksa Amien Rais. Kabar yang beredar itu terkait dengan Pilgub DKI Jakarta 2017.

Tito memaparkan bahwa kabar bohong itu tersebar di media sosial, melalui slideshow presentasi berisi arahan dari Tito untuk memeriksa tokoh senior PAN itu, terkait dengan Pilgub DKI Jakarta.

"Saya melihat ada beberapa berita hoax untuk menyudutkan saya akhir-akhir ini, seperti slide isi arahan saya yang tidak benar dan tidak jelas sumbernya. Juga seolah-olah ada perintah saya untuk memeriksa Pak Amien Rais. Padahal, tidak ada perintah saya, terutama terkait masalah Gubernur Ahok," kata Tito dalam keterangan tertulis yang diterima CNN Indonesia.com, Minggu (16/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataan itu, Tito turut menegaskan bahwa hubungannya dengan gubernur petahana yang juga mencalonkan diri untuk pilgub mendatang, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), tak lebih dari jalinan profesional.

"Terutama terkait masalah Gubernur Ahok. Hubungan saya sebatas profesional sebagai Kapolda dan Gubernur di tahun 2015," kata Tito, yang pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya periode 2015-2016.

Menurut Tito, hubungan profesional dengan gubernur DKI Jakarta petahana memang perlu dijalin baik supaya rakyat Jakarta tidak dirugikan. "Sesama Forkompimda (forum komunikasi pimpinan daerah) yang harus baik hubungannya karena bagian dari komunitas pemimpin Jakarta," ujarnya.

Lebih dari itu, Tito mengimbau agar masyarakat lebih bijaksana menyikapi informasi yang beredar, utamanya di media sosial, karena rentan dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan.

"Saya harap masyarakat tidak begitu saja menyerap apa yang ada dan diviralkan di media sosial. Medsos tak bertuan. Setiap orang dapat membuat sesuatu dan sengaja diviralkan untuk agenda mereka sendiri," tulis Tito.

"Apalagi di musim politik Pilkada ini. Medsos digunakan sebagai instrumen serangan udara, baik untuk mengangkat elektabilitas paslon (pasangan calon gubernur) maupun menyerang pesaing atau pihak lain yang kurang disukai. Mari kita gunakan cara damai, cerdas, demokratis, dan tanpa kekerasan atau ancaman untuk menunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa beradab yang sudah dewasa dalam berdemokrasi," tutur Tito. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER