Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengatakan telah menyusun dan menyerahkan sejumlah nama duta besar yang baru ke parlemen. Ia menuturkan, calon delegasi pemerintah Indonesia ini berasal dari sejumlah kalangan.
"Ada yang dari profesional, peneliti, ada yang karir dari Deplu sendiri. Macam-macam. Semuanya. Ada mantan menteri, Setpres," kata Jokowi di Makassar, Sabtu (26/11).
Berdasarkan data yang diterima
CNNIndonesia.com, sejumlah tokoh disiapkan Jokowi mengisi kursi duta besar periode mendatang. Seperti mantan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara Yuddy Chrisnandi sebagai calon dubes di Kiev, Kepala Sekretariat Presiden Darmasjah Djumala di Kedubes Wina, dan Dewan Pertimbangan Presiden Rusdi Kirana di Kuala Lumpur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tokoh lainnya ialah politikus Partai Golkar Tantowi Yahya sebagai calon dubes di Wellington, Dirjen Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib mengisi pos di Jenewa, dan Peneliti Ikrar Nusa Bakti di Tunis.
Jokowi mengatakan, ia menyerahkan pergantian posisi duta besar sepenuhnya kepada DPR. Setelah menerima nama, parlemen melalui Komisi I DPR akan menguji kelayakan dan kepatutan calon dubes.
Setelah diuji, Komisi luar negeri akan meminta persetujuan menyeluruh melalui rapat paripurna. Usai disahkan, pemilihan dubes akan diresmikan melalui keputusan presiden (Keppres) dan dilantik langsung Jokowi di Istana.
Berikut 23 nama calon dubes Indonesia yang diajukan ke DPR berdasarkan informasi yang diterima:
1. Tokyo : Arifin Tasrif
2. Athena : Ferry Adamhar
3. Bogota : Priyo Iswanto
4. Canberra : Kristiarto Legowo
5. Dili : Sahat Sitorus
6. Jenewa : Hasan Kleib
7. Kabul : Mayjen Arief Rachman
8. Kolombo : Ngurah Ardiyasa
9. Kiev : Yuddy Chrisnandi
10. Manama : Nur Syahrir Rahardjo
11. Roma : Esti Andayani
12. Seoul : Umar Hadi
13. Wina : Darmansjah Djumala
14. New Delhi : Arto Suryodipuro
15. Dhaka : Rina Soemarno
16. Amman : Andy Rachmianto
17. Bratislava : Wieke Adiwoso
18. Dar Es Salam: Prof. Radar Pardede
19. Wellington : Tantowi Yahya
20. Zagreb : Komjen (pol) Sjahroedin
21. Astana : Rachmat Pramono
22. Tunis : Ikrar Nusa Bhakti
23. Kuala Lumpur : Rusdi Kirana
(rel)