Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin mengusulkan penyelenggaraan acara rujuk nasional setelah Aksi Bela Islam III pada Jumat, 2 Desember mendatang. Ma'ruf mengatakan, gagasan rujuk nasional mengemuka setelah dirinya melihat perbedaan tajam antara Kepolisian dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI.
"Kami mengusulkan adanya dialog nasional dalam rangka merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa menuju rujuk nasional," kata Ma'ruf saat memfasilitasi pertemuan antara Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan GNPF MUI mengenai kesepakatan aksi 2/12.
Ma'ruf yang akan menjadi khatib saat salat Jumat pada aksi 2/12 berpendapat, rujuk nasional bisa dijadikan forum diskusi berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga tokoh dan organisasi masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat diskusi itu, Ma'ruf berharap rujuk nasional bisa membuat Indonesia kembali menjadi bangsa yang saling menolong dan menghargai. Rujuk nasional juga diharapkan menciptakan Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera.
Ma'ruf menilai pertemuan antara GNPF dan Kepolisian di Kantor Pusat MUI hari ini, sebagai permulaan yang baik menuju rujuk nasional. Dalam pertemuan itu dihasilkan kesepakatan mengenai aksi 2 Desember 2016.
Usulan rujuk nasional ini disambut baik oleh Pembina GNPF MUI Rizieq Shihab. Rizieq menyatakan rujuk nasional bisa dimanfaatkan seluruh tokoh dan pemerintah untuk berdialog mencari solusi bagi problematika yang sedang dihadapi.
"Kami GNPF MUI, menyambut usulan tersebut. Insya Allah ke depan kami lebih menggiatkan berdialog," tutur Rizieq.
Rizieq sebelumnya pernah menyatakan pemerintah tak pernah mengajak berdialog termasuk saat aksi 4 November lalu. Ketika itu, Rizieq berharap bisa berdialog dengan pemerintah, khususnya Presiden Joko Widodo.
(wis/pmg)