Dua Tersangka Bom Samarinda Anak di Bawah Umur

CNN Indonesia
Rabu, 30 Nov 2016 16:13 WIB
Kedua tersangka anak di bawah umur tersebut merupakan anggota Jamaah Anshar Daulah (JAD) Samarinda pimpinan Joko Sugito.
Tim Gegana Brimob Polda Kaltim mengamankan benda diduga sisa bom di lokasi ledakan di depan Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11). (ANTARA FOTO/Amirulloh)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menyatakan dua tersangka dalam kasus pelemparan bom molotov di depan Gereja Oikumene Samarinda, Kalimantan Timur, adalah anak di bawah umur. Mereka adalah GA (16) dan RP (17).

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, kedua tersangka merupakan anggota Jamaah Anshar Daulah (JAD) Samarinda pimpinan Joko Sugito.

"Ada tujuh tersangka yang sudah kita rilis, dua adalah anak-anak dengan inisial GA dan RP, 16 dan 17 tahun," kata Boy di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Rabu (30/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, berkas perkara kedua tersangka telah dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan Agung. Selanjutnya, penyidik Detasemen Khusus 88/Antiteror akan segera melimpahkan barang bukti dan kedua tersangka.

"Khusus untuk anak penahanannya tujuh hari maka hari ini kami sudah akan melimpahkan ke kejaksaan," ujarnya.

Boy menjelaskan, Joko Sugito adalah ayah GA. Joko Sugito merupakan tokoh JAD yang pernah ditunjuk untuk menghadiri acara JAD Indonesia di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 2015 silam.

Sejumlah tokoh yang menghadiri acara tersebut, ia menambahkan, mendapatkan instruksi dari Aman Abdurrahman, pemimpin JAD, untuk berangkat ke Suriah dan pembentukan struktur serta penyatuan visi dan misi.

"Proses radikalisasi masih terjadi. Itulah berkembangnya jaringan JAD. Ini cukup prihatin anak-anak dilibatkan dalam kegiatan ini," katanya.

Menurut Boy, GA dan RP juga diketahui pernah tinggal di Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud milik Aman Abdurrahman. Hingga kini pesantren itu masih menjalankan aktivitasnya, meski sempat digeledah pada Januari 2016 karena terkait dengan pelaku bom Thamrin, Afif.

"Juga kami temukan Abu Jandal, WNI yang sebulan lalu meninggal di Suriah, juga terlibat untuk mengajak kelompok JAD ini membuat amaliah (amalan). Aman dan Abu Jandal sama-sama pernah terlibat konflik di Maluku beberapa tahun lalu," tutur Boy.

Selain tiga nama di atas, dalam kelompok ini juga ada nama Juhanda (pelaku pengeboman, eks napi bom buku), Supriadi, Ahmadani, Rahmad masih dalam proses pemberkasan.

"Seluruh tersangka ini sudah berada di Jakarta," tutur Boy.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER