Jakarta, CNN Indonesia -- Gempa bumi 6,5 pada skala Richter yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya pada Rabu (7/12), Aceh membangkitkan lagi ingatan warga akan bencana alam yang sama dan menimbulkan tsunami pada 26 Desember 2004.
“Setelah gempa, kami tidak berani kembali ke rumah. Bukan karena guncangannya, tapi kami takut air laut naik," kata Junaidi (35), salah seorang warga Desa Lancang Timur, Kecamatan Kembang Tanjong, Kabupaten Pidie, seperti yang dikutip dari
Antara pada Minggu (11/12).
Junaidi masih mengingat betul saat desanya yang berada di pesisir pantai itu habis disapu gelombang air, setelah gempa yang menimbulkan tsunami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kehilangan 10 anggota keluarga saat tsunami. Sampai sekarang kalau ada gempa langsung lari ke tempat yang aman, karena takut air laut naik," kata Junaidi, yang sehari-harinya berdagang ikan di Sigli.
Hal senada dikatakan Sekretaris Desa Pasie Lhok, Azwar, bahwa saat gempa kemarin warga langsung berlarian ke ibu kota kecamatan, yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari desa yang termasuk pedalaman itu.
"Kalau malam warga tidak berani tidur di rumah, karena takut ada gempa susulan," kata Azwar.
Kecamatan Kembang Tanjong adalah salah satu wilayah yang terparah terdampak gempa di Kabupaten Pidie. Data sementara tercatat 31 unit rumah rusak bahkan amblas ke tanah.
Masyarakat Pilih Tinggal di PengungsianBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 74 kali gempa susulan pascagempa bumi 6,5 SR yang terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Humas BMKG Hary T Djatmiko dalam keterangan yang diterima di Banda Aceh menyebutkan hingga hari ke empat gempa bumi sudah 74 kali gempa susulan dengan kekuatan magnitudo yang semakin kecil.
Masih seringnya terjadi gempa susulan menyebabkan warga korban gempa mengalami trauma dan takut untuk kembali ke rumah.
Saat ini, Kementerian Sosial sudah mendirikan sembilan posko pengungsian yaitu Posko Desa Rieng Blang Kecamatan Meureudu (500 jiwa), Posko Desa Meuraksa Barat Kecamatan Meureudu (800 jiwa), Posko Desa Paru Lueng Putu Kecamatan Bandar Dua (700 jiwa).
Posko Desa Meunasah Bi dan Mancang Kecamatan Meurah Dua (800 jiwa), Posko Desa Meunasah Balik Kecamatan Meuereudu (3000 jiwa), Posko Desa Pangwa Me Kecamatan Trienggadeng (600 jiwa), Posko Desa Pante Reng Samalanga (1.100 jiwa).
Serta dua posko tambahan yang baru dibentuk di Kabupaten Pidie Jaya yakni Posko Meunasah Juroeng yang menampung 1.300 jiwa dan Posko Trienggadeng menampung 700 jiwa.
(antara)