Putra Sulung Ahok Sebut Ayahnya Santai Hadapi Dakwaan

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Sabtu, 17 Des 2016 18:40 WIB
Nicholas Sean Purnama mengaku sama sekali tak terganggu dengan kasus penistaan agama yang menjerat ayahnya. Perkuliahannya juga berjalan normal.
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meninjau Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo di Jakarta, Sabtu (17/12). (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Putra sulung Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Nicholas Sean Purnama mengaku sempat kaget saat ayahnya dinyatakan sebagai tersangka penista agama. Namun kekhawatiran itu hilang karena Ahok bersikap santai saat berada di rumah, termasuk ketika sudah menjadi terdakwa.

Sean menyebut, Ahok tak pernah memperlihatkan bahwa dia tengah dilanda masalah. Sikap Ahok yang wajar itu, membuat Sean percaya bahwa ayahnya tak bersalah.

"Agak khawatir awalnya, cuma bapak bisa mengatasinya, santai-santai saja kalau di rumah, enggak terlalu bawa itu di rumah, masih biasa-biasa sih," kata Sean saat menemani Ahok beraktivitas di RPTRA Kalijodo, Jakarta, Sabtu (17/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menyebut, dia selalu berkomunikasi dengan Ahok melalui WhatsApp. Akan tetapi Ahok jarang bercerita soal pekerjaannya.

Mereka lebih banyak berbincang hal lain yang lebih ringan, seperti film. Sean juga menyebut kasus Ayahnya itu tidak mengganggu perkuliahannya dan dia tetap bisa fokus belajar.

"Enggak ganggu, mereka (teman-teman) enggak ngejek ‎atau apa. Ya ada yang kasih dukungan, ada yang diam saja. Belajar ya belajar, ngapain mikirin tentang ini," ujar Sean.

Ahok memang sengaja membawa anaknya ke RPTRA Kalijodo, yang masih dalam proses pembangunan dan terdapat arena skateboard serta sepeda BMX itu. Ahok bermaksud mengenalkan anaknya pada dua olahraga tersebut.

Selain Sean, Ahok juga memboyong si bungsu atau anak ketiganya, Daud Albeenner.

Di RPTRA itu, Ahok dan Sean mencoba lintasan sepda BMX yang berstandar internasional. Sementara Daud, belajar bermain skateboard.

Pilih Dana CSR

Sementara itu, Ahok mengaku lebih memilih menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) daripada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk membangun infrastruktur, termasuk untuk RPTRA Kalijodo.

"Saya lebih pilih CSR dan kewajiban pengembang. Kenapa? Karena mereka enggak berani curangin mutu, harga juga terbaik," kata Ahok.

Selain itu, kewajiban pengembang juga menggunakan jasa penilai, yang jika tidak baik akan langsung dicoret dari proyek pemerintah.

Ahok beranggapan, jika proyek dikerjakan pemerintah, berpotensi terjadi kongkalikong dan mutu sering kali mengecewakan. "Sehingga infrastruktur kami cenderung tawarkan ke swasta, bolehlah ini dibangun mereka," ujar Ahok.

RPTRA Kalijodo dibangun dari CSR PT Sinarmas Land. Menurut Ahok, pembangunan RPTRA di lahan bekas gusuran itu sangat bagus.

Arena skateboard dan sepeda BMX yang dibangun di tempat itu berstandar internasional, dan akan diperluas hingga menyatu dengan RPTRA Jembatan Tiga.

Sementara APBD akan fokus kepada enam program yang terkait pelayanan masyarakat seperti jaminan kesehatan, pendidikan, transportasi, perumahan, sembako, dan pembukaan lapangan kerja dengan pemberian modal.

Selama menjadi gubernur aktif, Ahok memang kerap menggunakan dana CSR dan kewajiban pengembang untuk proyek pembangunan. Di antaranya, Simpang Susun Semanggi, Revitalisasi Kota Tua, dan proyek RPTRA. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER