Akhir Tahun, Pemuka Lima Agama Gelar Doa Bersama di Palu

Suriyanto | CNN Indonesia
Rabu, 28 Des 2016 14:25 WIB
Doa bersama digelar untuk mendoakan keutuhan NKRI. Pemuka lima agama yang menghadiri doa bersama ini memimpin doa secara bergantian.
Ilustrasi doa bersama. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Doa bersama jelang tutup tahun 2016 digelar di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (28/12). Pemuka lima agama hadir dalam acara yang digagas Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulteng ini.

Doa bersama ini diadakan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pemuka agama Budha, Canda Karo Maha Thera mendapat kesempatan pertama untuk memimpin doa bersama. Kemudian dilanjutkan oleh I Made Wiranadi yang mewakili agama Hindu, Pendeta Ari Sekeon mewakili Kristen, Bruder Willy Lengary mewakili Katholik dan Nasrudin L. Midu yang mewakili agama Islam.

Seperti diberitakan Antara, selain berharap agar keutuhan NKRI tetap terjaga, ratusan umat lintas agama peserta doa bersama juga memohon agar Tuhan memberikan kekutan dalam melawan cobaan yang dihadapi bangsa Indonesia akhir-akhir ini.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulteng, Abdullah Latopada mengatakan, doa bersama ini merupakan salah satu acara yang digelar dalam memperingati pergantian tahun. Doa bersama menurut Abdullah lebih baik ketimbang kegiatan hura-hura yang selama ini banyak diadakan masyarakat dalam menghadapi pergantian tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa tidak (tahun baru) diisi dengan doa dan zikir, untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta," kata Abdullah.

Sementara itu Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengapresiasi acara doa bersama ini. "Selama lima tahun saya menjabat gubernur, baru kali ini ada doa bersama dilakukan menjelang pergantian tahun," kata Longki.

Ia berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan rutin setiap tahun. Ia siap menyediakan rumah dinasnya untuk acara doa bersama ini pada tahun mendatang.
Longki mengatakan, Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai ancaman disintegrasi dari mulai persoalan politik, ekonomi, sosial dan budaya. "Ujung-ujungnya dikaitkan dengan masalah agama," ujarnya.

Selain ancaman dari dalam, dari luar, Indonesia juga dihadapkan dengan kekuatan poros dunia yang kuat yang terus berupaya menanamkan pengaruhnya.

"Karena itu Indonesia harus kuat, mampu berdiri tegak di tengah badai," katanya. (sur/yul)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER