PBNU Sebut Pekerja Asing Belum Jadi Ancaman

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Jumat, 30 Des 2016 19:20 WIB
Keberadaan pekerja asing bisa dimaklumi jika untuk keahlian khusus yang belum bisa dilakukan oleh tenaga kerja lokal.
Ilustrasi pekerja asing. (Dok. Kemenaker)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama Said Aqil Siroj menilai kehadiran tenaga kerja asing (TKA) memang bukan ancaman besar bagi perekonomian nasional. Namun keberadaannya harus diawasi agar mereka tidak menjadi pekerja atau buruh kasar di Indonesia.

Said mengatakan, pekerja asing bisa menjadi ancaman baru jika mereka berjumlah besar dan mengambil porsi pekerjaan yang bisa dilakukan warga Indonesia.

Kalau jumlahnya sedikit dan hanya untuk pekerjaan khusus, menurut Said bisa dimaklumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ada proyek yang membutuhkan keahlian tertentu, tidak ada yang bisa (mengerjakan) kecuali orang mereka (asing) ya lain. Kalau kerja kasar, tetangga saya juga bisa," kata Said di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (30/12).
Karena itu pemerintah harus mengawasi ketat keberadaan pakerja asing yang ada saat ini. Jangan sampai mereka mengambil pekerjaan yang seharusnya bisa dilakukan oleh pekerja lokal.

Said mengaku telah meminta pemerintah untuk mengawasi dan membuktikan isu keberadaan jutaan TKA. Pemerintah menurutnya harus bisa mengontrol keberadaan TKA di Indonesia.

Selain mengawasi, pemerintah juga diharapkan bisa meninjau ulang kebijakan bebas visa. Said menilai kebijakan bebas visa sebagai faktor utama masuknya TKA.

"Harus ditinjau ulang kebijakan bebas visa itu," katanya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menepis tudingan ada jutaan pekerja asal China di Indonesia. Ia meminta masyarakat tak percaya pada kabar soal banjirnya TKA, terutama dari China.

"Jangan ada yang percaya fitnah, tenaga kerja dan investasi yang dibilang sebagai ancaman, kebanjiran tenaga kerja," kata Jokowi saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Lahendong di Tampaso, di Minahasa.

Jokowi mengatakan memang ada pekerja China di Indonesia. Namun jumlahnya tidak mencapai puluhan juta seperti yang sering disebutkan selama ini.
"Informasi yang saya terima jumlahnya 21 ribu," katanya.

Menurut Jokowi, para pekerja asing membantu mempersiapkan, setting awal, sekaligus menrasfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada tenaga kerja lokal.

"Setelah itu mereka pulang, karena mereka juga lebih senang bekerja di negara sendiri," kata Jokowi.

Para pekerja asing itu menurutnya lebih senang bekerja di negara sendiri. Selain gaji lebih tinggi, mereka juga bisa dekat dengan keluarga.
(sur/yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER