Ketua Jamaah Ansharut Tauhid Karanganyar Ditangkap Polisi

CNN Indonesia
Selasa, 03 Jan 2017 18:14 WIB
Pimpinan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Karanganyar ditangkap karena melakukan sweeping disertai penganiayaan di sebuah restoran milik anggota DPRD.
Pimpinan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Karanganyar ditangkap karena melakukan sweeping disertai penganiayaan di sebuah restoran milik anggota DPRD. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
Semarang, CNN Indonesia -- Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan (Subdit Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah menangkap sebelas orang pelaku sweeping disertai penganiayaan di sebuah restoran di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Salah satu orang yang diduga terlibat aksi penyisiran itu adalah Basuki (42), Ketua Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Kabupaten Karanganyar, ormas yang diduga memiliki jaringan dengan kelompok teroris global.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng AKBP Nanang Haryono mengatakan, Basuki dan sepuluh pelaku lainnya dibekuk di tiga daerah yang berbeda, yaitu Karanganyar, Sukoharjo dan Solo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka diduga melakukan sweeping dan penganiayaan di restoran milik Agustina Wawan Mulyadi, yang juga anggota DPRD Kabupaten Karanganyar. 

Selain Basuki, kesebelas orang yang ditangkap polisi di antaranya Joko Sumanto (42) warga Karanganyar yang juga Korlap JAT Karanganyar; Dedi Setyawan (36) warga Karanganyar yang juga Ketua Jamaah Ataubah; Paryanto (39) warga Sukoharjo; Soleh Mujahid (18) warga Sukoharjo; Agus Burhan (34) warga Sukoharjo; Basuki alias Tebos (39) warga Sukoharjo; Fadli Hasim (18) warga Solo; Sunardi (43) warga Karanganyar; Yuniaryo (33) warga Sukoharjo; dan Sugiyarto (41) warga Karanganyar.

JAT sendiri didirikan oleh Abu Bakar Baasyir di Solo. Organisasi ini diduga memiliki jaringan dengan dengan kelompok teroris. Salah satu petinggi kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia, Bahrun Naim, juga pernah bergabung di JAT pada 2008. Dia kini menjadi buronan polisi karena diduga mendalangi beberapa aksi teror di Indonesia.

Nanang mengatakan, kesebelas pelaku itu langsung dibawa ke Mapolda Jateng, Semarang, untuk menjalani pemeriksaan. Jumlah tersebut masih akan bertambah dalam proses penyelidikan selanjutnya. Polisi mengklaim telah mengantongi identitas para pelaku lain yang kini masih dalam pengejaran.

"Kami akan terus memburu, percuma saja mereka lari sembunyi. Kami sarankan lebih baik menyerahkan diri siapa-siapa yang merasa terlibat," ujar Nanang.

Perusakan Barang

Aksi sweeping disertai penganiayaan di restoran tersebut terjadi pada Senin (19/12), sekitar pukul 20.15 WIB. Aksi itu dilakukan selang sehari setelah aksi sweeping oleh ormas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) di restoran Social Kitchen, Solo.

Saat menyerang restoran, pelaku diduga merusak sejumlah barang perabotan dan menganiaya beberapa pengunjung serta karyawan restoran.

Agustina Wawan Mulyadi, pemilik restoran tersebut, juga ikut dianiaya. Akibat penganiayaan tersebut, Agustina mengalami luka parah di bagian bibir hingga menjalani operasi delapan jahitan.

"Sepertinya ini terorganisir dan sudah direncanakan. Dari waktu aksi yang dilakukan, selang sehari dengan yang di Solo. Kami masih akan dalami ini, apakah ada rangkaian terkoordinasi atau tidak", kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Djarod Padakova kepada CNNIndonesia.com.

Alasan aksi penyisiran ini mirip dengan aksi penyerangan di Solo. Sweeping resto Karangnyar ini dilakukan oleh ormas JAT karena menduga ada perdagangan minuman keras di tempat tersebut. Namun saat aksi terjadi, tidak ditemukan satu pun keberadaan miras.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER