BNN: 46 Narkotik Jenis Baru Mengandung Ganja Sintetis

CNN Indonesia
Rabu, 04 Jan 2017 20:10 WIB
Ganja sintetis atau synthetic cannabinoid merupakan zat induk yang melahirkan banyak jenis narkotika baru. Salah satunya adalah tembakau gorila.
Ilustrasi. (Thinkstock/Doug Menuez)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Narkotika Nasional mencatat sedikitnya terdapat 46 jenis narkotik baru yang beredar di Indonesia sampai Januari 2017. Ke 46 jenis narkoba itu mengandung synthetic cannabinoid yang lebih dikenal sebagai ganja sintetis.

"Dia (narkoba jenis baru) sifatnya sintetis semua dan perkembangannya sangat cepat. Di seluruh dunia ada 600 lebih yang diketahui NPS namanya sedangkan di Indonesia sekitar 46," ujar Humas BNN Pusat Slamet Pribadi saat ditemui CNNIndonesia.com, Rabu (4/1).

Slamet menjelaskan, ganja sintetis merupakan zat induk yang terbuat dari bahan kimiawi dalam rupa cairan atau powder (bubuk). Zat tersebut kemudian menghasilkan jenis narkotik baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa jenis ganja sintetis yang telah dideteksi oleh BNN adalah JWH-018, XLR-11, 5-fluoro AKB 48, MAM 2201, FUB-144, AB-CHMINACA, AB-FUBINACA, dan CB-13. Di masyarakat, jenis AB-CHMINACA populer disebut sebagai tembakau gorila.

Slamet menduga mulai maraknya pemakaian ganja sintetis karena peredaran ganja yang sudah sulit di tengah masyarakat. Meski demikian, Slamet mengakui bahwa penyidik BNN masih kesulitan untuk membuktikan apakah seseorang menggunakan ganja sintetis atau tidak.

"(Pengecekan) harus langsung di laboratorium, tidak bisa hanya dengan tes urin saja karena tidak terdeteksi untuk penggunanya," kata Slamet.

Efek Ganja Sintetis

Kepala Medis Balai Besar BNN, Dr Iman Firmansyah mengatakan, ganja sintetis tidak seperti ganja pada umumnya. Saat dihisap atau digunakan, ganja sintetis lebih cepat bereaksi, namun hanya bertahan selama sekitar satu jam. Hal itu dapat membuat penggunanya semakin aktif untuk menghisap ganja sintetis itu.

Menurut Iman, efek ganja sintetis tidak hanya menyerang jaringan otak, namun dapat menyasar organ tubuh lainnya seperti jantung dan ginjal. Hal itu secara perlahan dapat mengakibatkan kematian.

"Ganja sintetis banyak diolah dengan cara dihisap, hisapan itu akan masuk ke paru-paru, ginjal dan masuk ke otak. Kematian pun akan timbul dari kerusakan yang ada di tubuh. Tapi yang pertama kali kena adalah otak," tuturnya.

Iman mengatakan, efek samping lain dari pemakaian ganja sintetis adalah pengguna akan berhalusinasi, bersikap agresif, mudah gelisah, hingga kecendrungan bunuh diri.

"Yang sudah ketergantungan biasanya membutuhkan efek yang lebih dahsyat lagi," ujar Iman.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER