Ryamizard: Australia Minta Kasus TNI-ADF Tak Meluas

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Kamis, 05 Jan 2017 15:21 WIB
Redam situasi yang memanas, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan memenuhi undangan Menteri Pertahanan Australia Marise Payne, Februari mendatang.
Personel TNI dan seorang anggota Australian Defence Force berkolaborasi dalam Latihan Wira Jaya di Edinburgh, Australia Selatan, September 2014. (Australian Defence Force/Handout via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengklaim telah berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan Australia Marise Payne mengenai penghentian kerja sama pelatihan dan pertukaran perwira antara TNI dengan Australian Defense Force (ADF).

Ryamizard berkata, Payne mengungkapkan keinginannya agar persoalan tersebut tidak meluas.

"Menhan Australia memohon agar kejadian ini jangan sampai mengganggu hubungan baik Indonesia dan Australia, khususnya di bidang pertahanan," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/1).
Ryamizard menuturkan, saat berbincang dengannya, Payne mengajukan permintaan maaf dan penyesalan. Menurutnya, Payne sedih atas kejadian tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada Ryamizard, Payne berjanji menangani permasalahan kerja sama dan pertukaran perwira itu secara serius dan tegas. Langkah awal, kata dia, adalah pemberian sanksi administratif kepada perwira dan komandan sekolah di bawah komando ADF.

Ryamizard dan Payne sepakat mengarahkan seluruh staf dan jajaran kedua angkatan bersenjata lebih hati-hati, bijak, dan tak mencampuri persoalan dalam negeri.

"Dan saling menghargai eksistensi masing-masing, serta jangan masuk dalam wacana dan isu-isu sensitif," kata Ryamizard.
Lebih dari itu, kerja sama pertahanan Indonesia dan Australia akan kembali membaik menyusul rencananya memenuhi undangan Payne ke Australia, Februari mendatang.

Pada 9 Desember lalu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengirimkan surat kepada ADF berisi pemberhentian kerja sama militer antara kedua negara.

Salah satu alasan yang menjadi dasar keputusan itu adalah dugaan pelecehan simbol negara Indonesia dalam kurikulum pendidikan angkatan bersenjata Australia, yakni plesetan Pancasila menjadi Pancagila.
(abm/yul)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER