Jakarta, CNN Indonesia -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) terus mencari keberadaan empat prajuritnya yang hilang saat mengawal Kapal Ikan Asing (KIA) Filipina bernama Nurhana di Perairan Talaud, Sulawesi, Rabu (14/12), tahun lalu.
Namun hampir satu bulan berlalu, usaha TNI AL belum membuahkan hasil. TNI AL belum mengetahui nasib empat orang tersebut.
"Ini belum ada kemajuan. Tetapi, tetap ada Tim SAR yang kami kerahkan untuk mencari prajurit itu hingga saat ini. Kita patroli pencarian," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Gig J.M. Sipasulta saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Kamis (12/1).
Empat orang prajurit AL yang hilang adalah Letnan Dua (P) Faisal Dwi A.R (kepala tim kawal), Sersan Dua Mes Rizky Dwi Zeptianto, Kelasi Kepala (KLK) Amo Dian Mahendra, dan Kelasi Dua (KLD) Isy Badnur Rohim. Mereka adalah kru KRI Layang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gig melanjutkan, TNI AL akan maksimal mencari empat prajurit tersebut karena setiap nyawa prajurit Jalesveva Jayamahe sangat berharga.
Hilangnya 4 prajurit TNI AL ini berawal saat KRI Layang menangkap KIA Nurhana karena memasuki wilayah Indonesia tanpa dokumen yang lengkap pada Selasa (13/12).
Empat kru KRI Layang itu kemudian ikut untuk mengawal Kapal Nurhana menuju pangkalan terdekat yakni Lanal Melonguane, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara. Mereka membawa dua pucuk senjata laras panjang, empat magasen, dan 60 butir amunisi tajam.
Pada Rabu (14/12) siang, Kapal Nurhana yang membawa empat prajurit TNI AL dan tiga anak buah Kapal Nurhana, yaitu nakhoda, juru mesin, dan juru masak, hilang kontak.
Kepala Dinas Penerangan Armada RI Kawasan Timur (Kadispenarmatim) TNI AL Letnan Kolonel (L) Maman Sulaeman mengatakan, kapal asing itu hilang kontak saat cuaca buruk dan kondisi geografis di tengah laut.
"Ya, yang hilang kontak KIA Nurhana saat dikawal KRI Layang, hilang kena hujan badai, gelap, cuaca buruk, gelombang besar, kabut,
lost contact. Terakhir kontak pada 14 Desember," kata Maman.