Lima Ribu Massa FPI Akan 'Serbu' Mabes, Polisi Siap Berjaga

CNN Indonesia
Minggu, 15 Jan 2017 15:40 WIB
FPI menggalang massa sekitar lima ribu orang untuk berdemo di Mabes Polri. Mereka meminta Kapolri mencopot Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan.
Massa demo 2 Desember. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Iriawan mengatakan pihaknya telah menerima laporan mengenai rencana unjuk rasa yang akan digelar oleh Front Pembela Islam (FPI) di Mabes Polri, Senin besok (16/1).

Menurutnya, dari laporan yang diserahkan FPI, sedikitnya lima ribu anggota FPI akan hadir dalam orasi tersebut. Namun, Iriawan meragukan laporan jumlah tersebut akan sesuai dengan massa yang akan datang ke lapangan.

"Belum tentu besar-besaran, yang jelas kami amankan. Kami akan layani FPI yang mau unjuk rasa. Kami akomodir mereka yang mau menyampaikan aspirasi," kata Iriawan di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (15/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata Iriawan, unjuk rasa besok akan dipimpin langsung oleh Imam Besar FPI DKI Jakarta Habib Muhsin bin Ahmad Alattas dan Juru Bicara FPI Munarman. Dua nama tersebut tercantum dalam surat pemberitahuan yang diserahkan ke kepolisian.

"Di dalam itu tertulis salah satu Muhsin dan Munarman," kata dia.

Ia berujar, pihaknya juga sudah menyiapkan hampir tiga ribu personel gabungan TNI dan Polri dalam pengamanan unjuk rasa.

"Total, ada 2800 personel. 2000 dari kami (Polri) sisanya dari Kodam," ujar dia.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, unjuk rasa akan berlangsung sejak pukul 10.00 WIB. Para pedemo akan berkumpul terlebih dulu di lapangan Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan dan kemudian bergerak secara bersama ke Mabes Polri.

Sebanyak dua poin akan disuarakan selama berlangsungnya unjuk rasa. Salah satunya, FPI ingin Kapolri segera mencopot Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan.

FPI berpendapat Anton telah membiarkan insiden penyerangan dan penganiayaan terhadap FPI yang dilakukan kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI). 

Selain itu massa juga menuntut agar kepolisian secepatnya mengusut tuntas kasus tersebut, dan menangkap aktor intelektual yang berada di balik bentrokan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER