Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir bisa jadi tak mampu meredam kebaikan sebagian warga Jabodetabek. Aksi saling menolong dan berbagi, mewarnai suasana banjir di pelbagai titik di Jakarta pada hari ini. Hujan yang turun sejak Selasa dini hari, mengakibatkan luapan air yang menggenang.
Salah satu pengalaman soal kebaikan itu dirasakan oleh Noveni Dwi Asti, seorang pegawai BUMN yang tinggal di Tangerang. Setiap hari kerja, dirinya berangkat ke kantornya yang berlokasi di Jatiwaringin Raya, Jakarta Timur menggunakan KRL.
Dia biasanya turun di Stasiun Cawang dan melanjutkan perjalanan melalui taksi atau ojek berbasis aplikasi. Hari ini, dia memilih taksi dan keluar di Tol Pondok Gede.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Naik taksi sampai keluar tol Pondok Gede, diturunin di jalan karena jalan Jatiwaringin banjir,” kata Noveni ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (21/2).
Setelah turun di jalan itu, dia bingung karena tak ada fasilitas kendaraan publik macam angkutan umum hingga ojek. Hingga 30 menit kemudian, seorang pria sekitar 30 tahunan, dengan skuter matik menghampirinya.
“Mau ke arah mana Mbak, bareng sama saya saja?”
“Enggak apa-apa kalau saya bareng?”
Noveni menyatakan dirinya akhirnya diantar hingga ke kantornya di kawasan Jatiwaringin Raya. Walaupun jarak saat dia diturunkan hanya sekitar 500 meter dari kantornya, namun keduanya harus menempuh waktu sekitar 20 menit untuk menerjang banjir dan kemacetan.
 Ilustrasi banjir. ( CNN Indonesia/Marselinus Gual) |
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sekitar 401 laporan diterima terkait dengan banjir di Jakarta dan sekitarnya hingga kini. Dari platform petabencana.id dan laporan banjir dari aparat di lapangan, ada lebih dari 51 titik banjir dan genangan yang tersebar.
“Dilaporkan ribuan rumah dan jalan terendam banjir dengan ketinggian bervariasi 10-150 cm," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resminya.
BNPB juga menyatakan banjir kali ini disebabkan oleh drainase perkotaan yang tak mampu menampung aliran permukaan.
Dibantu Tukang OjekPengalaman lain dirasakan Mundri Winanto pada pagi ini. Saat dia melewati banjir di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, tiba-tiba mesin sepeda motornya mogok. Dia pun harus mendorong sekitar 200 meter untuk mencari bengkel. Saat bertemu tukang ojek di sudut jalan untuk menanyakan lokasi bengkel terdekat, tukang ojek itu malah menawarkan bantuan.
“Dibantu untuk membongkar mesin,” kata Mundri. “Agak lama sekitar satu jam kemudian, tapi motor tetap enggak nyala.”
Namun, tukang ojek itu tetap membantu Mundri dengan mendorong sepeda motor menggunakan kaki yang diletakkan di pijakan sepeda motor. Dia mengatakan pertolongan itu akhirnya membuat dia berhasil sampai ke kantor sekitar 20 menit kemudian, sebelum jam 08.00 WIB.
Hal lain pun dialami Yuliawati, yang tinggal di kawasan Bojonggede, Bogor, Jawa Barat. Setelah sampai di Stasiun Pasar Minggu, dia naik ojek menuju kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, lokasi kantornya.
Ojek teradang banjir di depan kawasan sekolah Strada Wiyatasana sehingga dia memutuskan untuk berjalan kaki menuju Halte Transjakarta Buncit Indah. Saat berada di depan perumahan Buncit Indah, Yuliawati kembali teradang banjir dengan ketinggian 30 centimeter.
“Para pengendara mobil memilih berputar karena tak bisa lewat,” kata dia. “Saya memilih menyeberangi ‘sungai’ itu.”
Menyeberang BersamaWalaupun demikian, dia menunggu orang terlebih dahulu untuk dapat menyeberang bersama-sama. Ketika seorang pria berusia sekitar 45 tahun juga akan menyeberang, dirinya langsung meminta tolong untuk berjalan bersama.
“Si bapak berjalan di depan. Saat pertama melangkahkan kaki di air, saya minta izin kepadanya untuk memegangi tas punggungnya, agar keseimbangan saya lebih terjaga,” kata Yuliawati.
Dia menuturkan setelah mendapatkan pertolongan itu, akhirnya dirinya tiba di kantor.
(asa)