Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menyoroti persoalan lingkungan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA). Dalam pidatonya, dia menyebut sampah plastik yang masuk ke laut jumlahnya bertambah dahsyat setiap tahun.
"Sampah plastik masuk ke lautan kita setiap tahun dalam jumlah yang dahsyat, dan rasanya jumlah itu akan semakin bertambah," kata Jokowi di Gedung JCC, Jakarta, Selasa (7/3).
Dia mengatakan, urusan lingkungan hidup merupakan persoalan yang memerlukan perhatian mendesak. Selain perkara sampah di laut, masalah pencemaran udara akibat asap dan kabut juga menjadi perhatian pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Budaya yang lazim di banyak komunitas kita yaitu membakar sampah di udara terbuka, itu menciptakan polusi udara," kata Jokowi.
Dia mengklaim sejak pertama kali menjabat sebagai presiden pada 2014, pemerintah telah menerapkan program pelestarian lingkungan. Beberapa di antaranya mengurangi kebakaran hutan dan lahan gambut yang setiap tahun mencemari udara karena asap. Selain itu, kata Jokowi, pemerintahannya juga melakukan penindakan yang tegas terhadap praktik perikanan ilegal.
Jokowi mengapresiasi berbagai forum di bawah naungan IORA yang dinilai telah memprakarsai solusi praktis atas tantangan yang nyata di bidang lingkungan hidup. Dia juga mengimbau jajaran menteri, pejabat negara, dan para peserta KTT agar terus mendorong solusi praktis tersebut.
"Kawasan Samudra Hindia menghadapi banyak risiko bencana alam, IORA telah memfasilitasi banyak kemajuan yang konkrit di bidang penanggulangan bencana.
Diketahui, IORA beranggotakan 21 negara yaitu Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand dan Yaman.
Selain itu, IORA juga menggandeng 7 negara mitra dialog, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Perancis dan Republik Rakyat China (RRC). Terdapat juga 2 organisasi peninjau di IORA yakni Indian Ocean Tourism Organization(IOTO) dan Indian Ocean Research Group (IORG).
(pmg/asa)