Komnas HAM: Kasus Ahok Picu Meningkatnya Tindak Intoleransi

CNN Indonesia
Jumat, 24 Mar 2017 19:35 WIB
Komnas HAM menduga kasus Ahok 'menginspirasi' tindak intoleransi di sejumlah daerah yang belakangan ini semakin marak.
Komnas HAM menilai kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Ahok memicu maraknya kasus intoleransi di daerah lain. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama disebut telah memicu peningkatan tindak intoleransi di Indonesia. Situasinya memburuk lantaran negara tidak tegas dalam menindak pelaku intoleransi.

Komisioner Komnas HAM Muhammad Nurkhoiron menyampaikan hal itu kepada CNNIndonesia.com saat ditemui di kantornya, Jumat (24/3). "Ya, terutama bermula dari tuduhan yang ditujukan kepada Ahok," ujar Nurkhoiron.
Ahok, sapaan Basuki, adalah terdakwa kasus dugaan penistaan agama. Kasusnya bermula ketika Ahok berpidato di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, 27 September 2016.

Dalam pidatonya dia mengutip Surat Al Maidah ayat 51 yang kemudian dianggap sebagai bentuk penistaan terhadap agama Islam. Kasus ini menyulut terjadinya tiga aksi demonstrasi berskala besar di Jakarta yang diberi nama Aksi Bela Islam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurkhoiron menjelaskan, kasus Ahok tersebut secara tak langsung mendorong kasus-kasus di daerah lain yang terkait keberagaman, seperti kasus penolakan pembangunan gereja di Banjarmasin dan Bekasi belum lama ini.
Sejauh ini Nurkhoiron melihat belum ada tindakan tegas dari pemerintah dan penegak hukum terhadap kelompok yang kerap terlibat kasus intoleransi.  

"Padahal mereka kerap melakukan pelanggaran HAM, khususnya menggunakan kekerasan dalam kasus intoleransi," katanya.

Nurkhoiron mendesak pemerintah untuk lebih terlibat dalam mengatasi maraknya kasus intoleransi di Indonesia. Caranya dengan meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait isu keragaman.
Ia menilai saat ini masyarakat seolah lupa dengan keragaman yang membentuk Indonesia. "Masyarakat tidak boleh lupa dan harus selalu sadar bahwa negara Indonesia adalah negara Pancasila, bukan negara agama," ujar Nurkhoiron.

Menurutnya, pengedukasian masyarakat sangat penting guna mencegah terulangnya tindak intoleransi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER