Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Garut, Jawa Barat, digegerkan oleh kiriman surat dari Jenderal Negara Islam Indonesia (NII) bernama Wawan Setiawan. Dia mengaku sebagai jenderal bintang enam di NII pimpinan Presiden Sensen Komara.
Surat yang dibuat Wawan itu, sempat diberikan kepada aparat Desa Tegalgede dan menimbulkan kehebohan.
Surat dari Wawan itu ditujukan kepada pemerintahan Republik Indonesia. Surat itu ditulis dengan tangan, bertinta biru tanpa kop surat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada badan surat, Wawan mengaku sebagai jenderal berbintang VI (enam). Tetapi pada bagian tanda tangan, dia menulis sebagai jenderal berbintang IV (empat).
Tidak hanya itu, dalam surat, Wawan juga meminta warga melakukan salat lima waktu dan salat Jumat menghadap ke timur.
Setelah itu para ulama dan pihak kepolisian segera mengambil langkah mengatasi hal tersebut.
"Intinya situasi di wilayah Pakenjeng sudah kondusif, tak ada riak-riak akan adanya insiden yang mengarah ke makar," ujar Kapolsek Pakenjeng, Garut AKP Taka Supanta saat dihubungi wartawan, Sabtu (25/3), dikutip
Detikcom.
Selain itu, Taka juga menyebut bahwa Wawan sudah diberikan pemahaman oleh ulama.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pakenjeng telah memanggil yang bersangkutan untuk diberikan pemahaman tentang salat yang dimintanya (menghadap timur) tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.
"Sudah dikonsultasikan dengan para ulama dan diberikan pemahaman kepada Wawan bahwa permintaan surat itu sudah salah kaprah," ungkap Taka.
Sementara itu, kasus serupa sempat menghebohkan Garut di tahun 2011, Sensen Komara mendeklarasikan diri sebagai seorang Rosul dan Presiden Negara Islam Indonesia (NII). Namun setelah itu Sensen ditangkap dan divonis empat tahun kurungan di rumah sakit jiwa oleh Pengadilan Negeri Garut.