Longsor di Ponorogo, 27 Orang Tertimbun

CNN Indonesia
Sabtu, 01 Apr 2017 22:13 WIB
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo belum bisa mengevakuasi karena banyaknya material yang menimbun pemukiman di kawasan tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo belum bisa mengevakuasi karena banyaknya material yang menimbun pemukiman di kawasan tersebut. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur memastikan 27 orang warga Desa Banaran tertimbun longsor hingga Sabtu (1/4) sore, dan belum bisa dievakuasi akibat banyaknya material yang menimbun pemukiman di kawasan tersebut.

"Masih ada 27 warga yang dinyatakan hilang," kata Kepala BPBD Ponorogo Sumani seperti dilansir dari kantor berita Antara.

Kepala Desa Banaran, Kecamatan Punung, Sarnu, memastikan jumlah korban hilang sebanyak 27 orang. Hal itu menjawab kesimpangsiuran informasi tentang warga yang tertimbun longsor, tewas, maupun luka-luka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sarnu juga meralat keterangan sumber informasi sebelumnya dan sudah terlanjur tersebar pada sejumlah media massa yang menyebut korban hilang sebanyak 26 orang.

"Tidak benar (keterangan) itu. Data yang saya pegang sampai saat ini jumlahnya 27 orang, rumah 34 unit pada empat RT Dusun Tangkil dan Krajan," katanya.

Sementara, Sumani mengatakan saat ini BPBD dan tim gabungan belum bisa melakukan tindakan evakuasi karena besarnya material longsor, kondisi yang masih labil dan belum adanya alat berat di lokasi bencana.

"Sejumlah alat berat masih dalam perjalanan dan semoga malam ini sampai di lokasi sehingga Minggu pagi bisa dilakukan upaya evakuasi untuk mencari 27 korban yang masih hilang," katanya.

Untuk diketahui, peristiwa tanah longsor terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, saat sebagian warga beraktivitas panen jahe dan sebagian lain di dalam rumah.

Material longsoran, kata Sumarni, memanjang dari bukit sekitar 800 meter dan tinggi sekitar 20 meter, kemudian 23 rumah terdampak ada yang tertimbun, rusak berat dan sebagian rusak.

Ia menjelaskan, kronologi kejadian ditandai oleh bunyi gemuruh pada pukul 07.30 WIB hingga membuat sebagian masyarakat menyelamatkan diri ke tempat lebih aman.

Kemudian pada pukul 08.00 WIB bencana longsor terjadi disertai dengan suara gemuruh menerjang dua RT (RT 02-03/RW 01) yang terdiri dari 23 rumah penduduk dan ladang masyarakat dengan jumlah jiwa sekitar 50 orang.

Sebagian masyarakat berhasil menyelamatkan diri, namun 17 orang luka-luka dan dirawat di Puskesmas Pulung.

"Tanda-tanda longsor sudah diketahui masyarakat sejak 20 hari yang lalu. Hujan deras menyebabkan munculnya retakan-retakan di perbukitan," kata Sarnu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER