Rembang, CNN Indonesia -- Persoalan izin lingkungan yang belum tuntas memaksa PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menunda penambangan batu gamping atau batu kapur di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Namun permasalahan itu tidak menghentikan perusahaan itu memproduksi semen di Rembang.
CNNIndonesia.com mengunjungi pabrik yang tapaknya berada di Desa Kadiwono itu, 3 April lalu. Dari pusat Rembang, perjalanan menuju pabrik PT Semen Indonesia memakan waktu sekitar 60 menit dengan menempuh rute jalan provinsi yang menghubungkan Rembang dan Blora.
Rute dari tapak pabrik hingga zona inti pabrik didominasi jalan berbatu. Hilir-mudik truk bertonase tinggi membuat jalan tersebut jauh dari kata mulus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tapak pabrik itulah, tenda perjuangan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng sempat berdiri, berhadapan dengan tenda milik warga pendukung industri semen.
Tidak hanya portal utama pabrik yang dijaga petugas keamanan, di sepanjang tapak pabrik terdapat dua pos sekuriti. Selain pekerja Semen Indonesia, setiap tamu perusahaan yang ingin masuk ke area pabrik harus mengisi daftar hadir dan menyerahkan kartu identitas.
Tiga silo yang masing-masing berkapasitas 20 ribu ton mendominasi pemandangan utama pabrik. Kepala Perencanaan Proyek Pabrik PT Semen Indonesia di Rembang Wahyudi Eko Prasetyo mengatakan, dua dari tiga silo itu dibangun untuk menampung semen jenis
portland pazzoland cement (PPC), sementara satu sisanya untuk
ordinary portland cement (OPC).
 Pabrik milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Desa Kadiwono, Rembang. Keberadaan pabrik diperkirakan menyerap sekitar 3.500 tenaga kerja. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Wahyudi mengatakan, semen yang sudah masuk ke silo akan disaring sebelum masuk tahap akhir produksi semen, yakni penyaringan dan pengepakan. Semen maksimal berada di silo selama sebulan atau akan mengeras dan gagal produksi jika melebihi batas waktu tersebut.
Selama enam bulan terakhir, tiga silo itu selalu terisi. Wahyudi memaparkan, perusahaannya mendatangkan setidaknya 60 ribu ton material batu kapur dari Tuban ke Rembang sejak Oktober 2016. Kebijakan itu diambil agar proses uji coba produksi di pabrik Rembang tetap berjalan.
Sebelum masuk ke Rembang, PT Semen Indonesia lebih dulu beropersi di Tuban, mengekspoitasi batu gamping serta mendirikan empat pabrik berkapasitas 8,5 juta ton semen di kabupaten itu.
“Sekarang proses uji coba produksi sudah berhenti karena materialnya habis. Tujuannya hanya untuk uji coba peralatan saja,” ujar Wahyudi.
Pabrik PT Semen Indonesia di Rembang memiliki penyimpanan khusus batu bara. Wahyudi menuturkan, perusahaannya mengapalkan bahan bakar fosil itu dari Kalimantan. Batu bara vital untuk proses pembakaran gabungan material pembentuk semen.
Selain dua zona tersebut, perusahaan pelat merah itu hanya mengizinkan CNNIndonesia.com melihat area pengepakan dan zona muat truk. Meski mengklaim telah kehabisan batu kapur dari Tuban, pengiriman hasil produksi semen dari Rembang ke distributor masih berlangsung.
Wahyudi mengatakan, ketiadaan pasokan batu gamping dari Tuban dan belum dimulainya penambangan di Tegaldowo memaksa perusahaannya terus menanggung kerugian. Sejumlah peralatan produksi tetap harus menyala, yang berarti pengeluaran listrik terus berjalan.
“Kalau seperti ini terus, kami rugi banyak. Listrik kami bayar terus. Sama seperti rumah, tidak digunakan saja ada biaya abonemen,” kata Wahyudi.
Dari pabrik, lokasi penambangan PT Semen Indonesia di Tegaldowo berjarak sekitar 5 kilometer. Jalur antara dua lokasi ini berbatu dan lebih parah dibanding rute jalan provinsi menuju pintu masuk pabrik.
Rute menuju area penambangan menanjak karena lokasi eksploitasi material batu gamping berada di perbukitan, tepatnya di Bukit Watuputih. Di sisi timur Bukit Watuputih, sejumlah perusahaan telah mendirikan basecamp dan secara aktif menambang batu gamping.
Berdasarkan data izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi (OP) milik Dinas ESDM Pemprov Jawa Tengah per 29 Juni 2016, terdapat enam perusahaan yang hingga kini masih berhak menambang di Tegaldowo.
Selain PT Semen Indonesia, lima korporasi lainnya adalah PT Berkah Sari Bumi Rembang, PT Alfa Inti Mineral, PT Amir Hajar Kilsi, PT Wahyu Bumi Pertiwi, dan PT Paserindo Pratama Sejahtera.
Tak seperi perusahaan lainnya, PT Semen Indonesia mendirikan sabuk konveyor atau ban berjalan sepanjang 3,8 kilometer untuk mengangkut hasil penambangan ke pabrik. Cara ini disebut lebih efektif dan efisien dibandingkan membawa batu gamping melalui jalur terjal berbatu di atas truk.
Otoritas pabrik mengklaim, ban berjalan itu kini belum difungsikan karena aktivitas penambangan batu gamping belum dimulai.
Merujuk izin lingkungan yang diterbitkan Pemprov Jawa Tengah pada 2017, PT Semen Indonesia dipersilakan membangun pabrik berkapasitas 3 juta ton per tahun di Rembang.
Pemprov mengizinkan PT Semen Indonesia menambang batu gamping di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem; penambangan tanah liat serta sarana dan prasarana di Desa Tegaldowo, Desa Kajar, Desa Pasucen, dan Desa Timbrangan Kecamatan Gunem, serta Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.
Kegiatan lain yang diizinkan kepada PT Semen Indonesia adalah pendirian pabrik dan utilitas di Desa Kajar dan Desa Pasucen Kecamatan Gunem; jalan produksi di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu; serta jalan tambang di Desa Tegaldowo, Desa Kajar, dan Desa Timbrangan, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang.