Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menyebut ada indikasi penyerangan Markas Polres Banyumas, Jawa Tengah terkait dengan aksi teror. Hal ini terkait dengan operasi pemberantasan terorisme sebelumnya yang dilakukan Polri.
Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan, saat ini penyelidikan kasus ini tengah dilakuan untuk mengatahui apakah ini termasuk aksi teror atau kriminal biasa.
"Kami inventarisasi dulu apakah teroris atau kriminal biasa. Ini sedang dikembangkan," kata Syafruddin di kantor Kementerian bidang Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Selasa (11/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun meski begitu, Syafruddin menilai berdasarkan, kejadian akhir-akhir ini, ada indikasi bahwa aksi di Banyumas itu adalah aksi teror.
Misalnya aksi penembakan petugas di Tuban, Jawa Timur beberapa waktu lalu. Saat itu petugas yang tengah merazia kendaraan yang melintas, ditembak penumpang mobil. Beruntung tidak ada petugas yang terluka.
Sementara dari pihak penyerang, enam orang dinyatakan tewas setelah terlibat baku tembak dengan petugas.
Dengan dasar itulah, investigasi mendalam untuk kasus Banyumas harus dilakukan agar sosok atau kelompok di balik aksi teror tersebut bisa ditemukan.
Sebelumnya seorang pria yang membawa parang menyerang anggota polisi di Polres Banyumas. Seorang anggota terluka terkena sabetan senjata tajam. Pelaku kini diamankan untuk dimintai keterangan.
Kejadian bermula saat pengendara tersebut memasuki halaman Mapolres Banyumas dengan kecepatan tinggi dan langsung menabrak salah seorang personel kepolisian.
Pelaku yang jatuh langsung mengeluarkan parang dan menyerang petugas. Setelah melukai seorang polisi, pelaku ini diamankan petugas.
Insiden terjadi saat Polres tengah bersiap-siap menggelar jumpa pers. Sejumlah wartawan saat itu sudah berkumpul.
Usai penyerangan, markas Polres Banyumas dijaga ketat oleh anggota Brigadir Mobil Subdetasemen Purwokerto.
[Gambas:Video CNN]