Pukul Lesung, Simbol Tolak Penambangan Semen Rembang

CNN Indonesia
Rabu, 12 Apr 2017 23:51 WIB
Setelah melakukan aksi cor kaki, masyarakat penolak industri semen di Rembang kembali berunjuk rasa di depan Istana. Mereka memukul lesung, simbol penolak bala.
Setelah melakukan aksi cor kaki, masyarakat penolak industri semen di Rembang kembali berunjuk rasa di depan Istana. Mereka memukul lesung, simbol penolak bala. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sembilan perempuan asal Rembang, Jawa Tengah, berunjuk rasa dengan cara memukul lesung di sebrang kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/4). Dalam konteks lokal, memukul lesung merupakan upaya menolak bala.

Warga Desa Tegaldowo, Rembang, yang ikut unjuk rasa itu, Sukinah, menyebut malapetaka bagi komunitas petani di Pegunungan Kendeng adalah penambangan batu gamping dan operasional pabrik semen.

"Pukul lesung di daerah kami adalah simbol penolak bala, tapi saat ini bala adalah pembangunan pabrik," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sukinah berharap, aksi pukul lesung itu dapat membuat para pejabat pemerintah menyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis secara jujur. Masyarakat Kendeng, kata dia, bertekad terus mengawal penyusunan KLHS.

"Kalau hasilnya memihak pembangunan pabrik, kami akan tetap berjuang agar pembangunannya dibatalkan karena fakta di lapangan, penambangan memang merusak lingkungan," kata Sukinah.

Pukul Lesung, Simbol Tolak Penambangan Semen RembangKelompok masyarakat penolak industri semen di Rembang sebelumnya sudah dua kali melakukan aksi cor semen kaki di depan Istana Kepresidenan. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)
Sore tadi, sembilan perempuan asal Pegungungan Kendeng yang berpakaian khas petani memukul lesung secara bersama-sama. Mereka menjalankan aksi itu sejak pukul 14.00 WIB.

Selain memukul lesung, para 'kartini Kendeng' itu juga menembangkan sejumlah lagu tradisional berbahasa Jawa. Lirik lagu-lagu itu berisi kekhawatiran mereka atas kerusakan alam di desa mereka.
Pada saat yang hampir bersamaan, tim penyusun KLHS memaparkan hasil penelitian mereka kepada pejabat negara terkait di Kantor Staf Presiden. Mereka tidak rekomendasikan aktivitas penambangan di Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih di Kabupaten Rembang.

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan Tim Pelaksana KLHS untuk Kebijakan Pemanfaatan dan Pengelolaan Pegunungan Kendeng yang Berkelanjutan merekomendasikan penambangan di CAT Watuputih belum dapat dilakukan.

Hal itu, sambungnya, sampai ada keputusan status CAT itu dapat ditambang atau tidak.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER