JK Sebut Golkar dalam Kondisi Tak Menyenangkan

CNN Indonesia
Selasa, 25 Apr 2017 16:21 WIB
JK khawatir jika kasus e-KTP yang dikaitkan dengan Setya Novanto terus berkembang. Menurutnya parpol harus punya sosok yang baik untuk jadi pemimpin.
Jusuf Kalla sebut kondisi Golkar saat ini tak menyenangkan karena dikaitkannya ama Setya Novanto dalam kasus e-KTP. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla menyebut kondisi Golkar saat ini dalam kondisi tak menyenangkan. Penyebabnya adalah terseretnya nama sang Ketua Umum Setya Novanto dalam kasus korupsi KTP Elektronik (e-KTP).

"Golkar memang berada dalam kondisi tak menyenangkan," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Selasa (25/4).

Setya saat ini berstatus sebagai saksi dalam kasus e-KTP. Namun, ia sudah dicegah berpergian keluar negeri oleh Direktorat Jenderal Imigrasi atas permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JK khawatir kasus ini terus berkembang dengan semakin menguatnya dugaan keterlibatan Setya dalam kasus yang merugikan negara Rp2,3 triliun ini. Hal tersebut sangat tidak menguntungkan karena sebagai partai politik, Golkar harus memiliki pemimpin yang baik.
Soal pergantian ketua umum, Golkar menurut Wakil Presiden punya prosedur yakni melalui musyawarah nasional luar biasa. Tapi ia berharap munaslub tidak kembali digelar oleh Golkar. Selain tersisa dua tahun lalu, kepengurusan saat ini juga hasil dari munaslub.

"Mungkin perlu sekaligus Munas, tentu waktunya ditentukan oleh Partai Golkar sendiri," ujarnya.

Tapi JK menegaskan, Golkar harus punya solusi jika memang nantinya Setya menjadi tersangka dalam kasus e-KTP.

Sebelumnya Ketua Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Golkar Yorrys Raweyai menyebut Setya hampir jadi tersangka dalam kasus tersebut. Karena itu internal partai terus berkonsolidasi sekaligus untuk persiapan Pilkada 2018 dan verifikasi faktual parpol untuk Pemilu 2019.
Semua itu, kata Yorrys, membutuhkan tanda tangan ketua umum dan sekretaris jenderal, bukan pelaksana tugas (Plt).

Yorrys enggan menyebut kemungkinan hasil konsolidasi. Namun sejumlah anggota muda Golkar sudah mendesak digelarnya Munaslub.

Hal ini kemudian diluruskan oleh Sekjen Golkar Idrus Marham. Menurutnya, Golkar memang harus siao dalam kondisi apapun, ada atau tidak ada masalah. Terkait pernyataan Yorrys yang menyebut Setya hampir jadi tersangka, Idrus menyebut pernyataan Yorrys disalahartikan oleh media.

Idrus menegaskan Golkar tak berencana menggelar munaslub. Saat ini Golkar juga solid di bawah kepemimpinan Setya Novanto.

"Semua mendukung sepenuhnya kepemimpinan Setya Novanto hasil Munaslub 2016," kata Idrus.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER