Penyiram Air Keras ke Novel Tahu Cara Tak Terekam CCTV

CNN Indonesia
Rabu, 26 Apr 2017 18:41 WIB
Memasuki pekan ketiga kasus ini, penyidik belum mengungkap pelaku, baik aktor intelektual maupun pelaku penyiram penyidik KPK Novel Baswedan.
Novel Baswedan menjalani perawatan rutin di Singapura, Selasa (18/4/2017). (Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan, pelaku penyiraman air keras kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan terbilang profesional.

Iriawan menyebut, dari hasil penyelidikan sementara, pelaku sudah menggambar sedetail mungkin lokasi melarikan diri agar tidak terekam closed circuit television (CCTV).

"Dan itu pelaku sudah betul-betul menggambar situasi yang ada. Di CCTV itu cepat sekali motor lewat dan dia (pelaku) tahu ke mana larinya," kata Iriawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (25/4).
Memasuki pekan ketiga kasus ini, penyidik belum mengungkap pelaku, baik aktor intelektual di belakangnya maupun pelaku penyiram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa hari lalu, dua orang yang diduga terlibat penyiraman Novel sempat ditahan, namun dilepaskan kembali karena tidak ditemukan bukti yang kuat atas keterlibatan mereka.

Belakangan, dua orang yang nampak di CCTV itu merupakan petugas leasing yang juga direkrut oleh Subdit Pencurian Kendaraan Motor Ditresktimum Polda Metro Jaya untuk menjadi mata-mata.

"Dua orang tersebut adalah berkaitan dengan salah satu cepu atau mata-mata. Kami dapat foto itu sudah lama tapi tidak ada kaitannya," tutur Iriawan.
Iriawan berjanji akan menuntas kasus ini secepatnya. Namun kasus ini juga tak lepas dari 'keras kepala' Novel yang tidak mau dikawal.

Iriawan menuturkan, sebelum kejadian, Novel sempat menolak pengawalan karena merasa tidak enak dengan rekan penyidik KPK.

"Dia (Novel) sudah sampaikan ke saya, mohon maaf enggak enak sama yang lain seperti paranoid saja. Saya bilang bukan paranoid, karena Anda sedang tangani kasus besar," tutur mantan Kapolda Jabar ini.

Hinga saat ini, Novel masih menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Singapura.
Jubir KPK Febri Diyansah mengatakan, dokter melakukan setidaknya empat tindakan terkait proses penyembuhan mata Novel. Di antaranya adalah pemeriksaan tekanan mata, pemberian eye drop, analisis langsung terhadap dua bola mata, dan memberikan cairan kimia untuk mengetahui kondisi mata melalui indikator warna.

Febri merincikan, dari serangkaian tindakan yang telah dilakukan selama ini, tekanan mata kanan Novel 16, sedangkan mata kiri 18.

Sementara, untuk tindakan pengetesan huruf dan angka, mata sebelah kanan sudah bisa membaca hingga level 6, sedangkan kiri level 45.

“Semakin kecil levelnya semakin baik. Secara umum, kondisi Novel stabil,” katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER