Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengingatkan jajarannya mengambil pelajaran dari dua kasus salah tembak yang melibatkan anggota kepolisian.
Dia meminta seluruh kepala kepolisian daerah mengevaluasi penggunaan diskresi atau kebebasan mengambil keputusan sendiri dalam menghadapi setiap situasi yang dihadapi oleh jajarannya.
"Saya minta pada semua yang ada dalam sistem Polri jangan dianggap berlalu begitu saja," kata Tito dalam acara Serah Terima Jabatan Sejumlah Perwira Tinggi Polri di Ruang Rapat Utama Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Jumat (28/4).
Insiden salah tembak yang dicontohkan Tito adalah penembakan warga sipil yang dilakukan oleh Brigadir K di Lubuklinggau, Sumatera Selatan pada Selasa (18/4). Selain itu penembakan yang dilakukan Kepala Unit Provos Kepolisian Sektor Ratu Agung, Bengkulu, Ajun Inspektur Satu BS (43) terhadap anak kandungnya karena mengira anaknya pencuri yang masuk rumahnya, Rabu (26/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden di Lubuk Linggau diduga disebabkan karena Bripka K salah melakukan diskresi saat melakukan penembakan terhadap mobil yang ditumpangi satu keluarga. Diskresi merupakan kewenangan polisi untuk mengambil keputusan atau memilih berbagai tindakan dalam menyelesaikan masalah pelanggaran hukum atau perkara pidana yang ditanganinya.
Menyikapi dua insiden itu, Tito meminta, Divisi Profesi dan Pengamanan Polri menganalisis penyebab dua insiden itu.
Untuk mengantisipasi kesalahan penggunaan diskresi berulang, Tito meminta Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri dengan merancang skenario tertentu agar anggota memiliki kemampuan yang lebih baik.
Dia mengatakan polisi harus memiliki kemampuan untuk melihat situasi, menentukan langkah yang harus diambil, serta mengambil keputusan atas langkah yang diambil.
Tiga hal tersebut penting, karena, jika keputusan yang diambil salah, bisa menimbulkan berbagai risiko. Anggota Polri, dia berkata, bisa kehilangan nyawa atau dipidana karena salah menggunakan diskresi.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu juga pun meminta Divisi Teknologi dan Informasi berkoordinasi dengan Asisten Perencanaan Kapolri untuk pengadaan fasilitas pelatihan di markas-markas kepolisian, mulai dari tingkat resor hingga daerah.
"Secara berkala latihan, drill, sehingga saat berhadapan dengan pelaku kejahatan, tahu apa yang harus dilakukan," kata Tito.
Tito meminta jajarannya tidak menganggap remeh dua insiden salah tembak oleh anggota polisi . "Saya minta pada semua yang ada dalam sistem Polri jangan dianggap berlalu begitu saja," kata Tito