Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, sistem Parkir Meter yang diterapkan di sejumlah ruas jalan di Ibu Kota tidak sejalan dengan budaya Indonesia.
"(Parkir meter) ini cocok di negara dengan tingkat individualisme yang tinggi. Kalau kami lihat di sini, parkir kita dibantuin," kata Sandi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (2/5).
Buktinya, kata Sandi, mesin parkir meter di Taman Kalijodo tidak efektif dan justru akan dicabut. Sistem Parkir Meter diberlakukan sejak tahun 2014, kala itu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, masih menjabat sebagai Wakil Gubernur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sistem parkir elektronik (TPE) itu, menurut Ahok bertujuan untuk mengendalikan jumlah kendaraan agar tidak parkir sembarangan di bahu jalan. Tujuannya bukan untuk meningkatkan pendapatan dari tarif parkir. Sistem parkir meter juga bertujuan mengatasi oknum atau preman yang biasa memberikan setoran kepada oknum-oknum pegawai pemerintah.
Tapi, menurut Sandi, sistem parkir meter justru dapat menghilangkan lapangan kerja, karena bila mesin parkir meter terpasang para juru parkir akan kehilangan lahan mata pencarian.
Sandi mengaku memiliki strategi untuk mengatur sistem parkir secara sistematis, tanpa merugikan para juru parkir. Strategi tersebut didapat, setelah dia mengadakan pertemuan dengan pengagas aplikasi sistem juru parkir online.
Nantinya, kata dia, setiap pengguna kendaraan pribadi yang memiliki aplikasi tersebut bisa parkir secara online. Setelah membayar, nanti akan ada juru parkir yang memberikan struk dan membantu parkir.
"Aplikasi ini sudah berjalan di Bekasi dan Tangerang Selatan. Juru parkir yang ikut aplikasi itu dulu preman-preman. Preman kalau diberikan opsi dengan talentanya di sebuah kawasan dan diberikan penghormatan, penghasilan, diberikan sebuah tren digital mereka mau berubah," kata Sandi.
Tapi, Sandi belum bisa memastikan, Pemerintah Provinsi DKI akan bekerja sama dengan penyedia aplikasi tersebut atau tidak, yang jelas Sandi tertarik dengan aplikasi itu.
Selain itu, Sandi juga mengaku belum dapat memutuskan akan menghilangkan parkir meter di Jakarta atau tidak. Karena, perosalan itu akan dikaji oleh kelompok kerja perhubungan dan transportasi yang merupakan bagian dari tim transisi.
"Akan kami
review, kami akan pantau," kata Sandi.