Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan peningkatan jumlah pengangguran terbuka di daerahnya merupakan situasi fluktuatif. Pernyataan itu dia sampaikan menyikapi keluhan Presiden Joko Widodo.
Dalam rapat terbatas, Jokowi menyoroti peningkatan 0,17 persen pengangguran terbuka di Jawa Barat dari 2015-2016. Padahal, Jawa Barat memiliki persentase pertumbuhan ekonomi yang terbilang baik yakni 5,67 persen.
"Kalau selesai Ujian Nasional, selalu meningkat pengangguran terbuka. Nanti Januari ke Juni turun lagi. Juni meningkat, Desember turun. Jumlah angkatan kerja bertambah bersamaan dengan bertambahnya lulusan SMA/SMK," kata Aher, sapaan Ahmad, di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (2/5).
Pada saat kelulusan, kata Aher, setiap siswa SMA/SMK berubah status dari angkatan kerja menjadi pencari kerja. Mereka otomatis tercatat sebagai pengangguran apabila belum mendapat pekerjaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi pekerjaan di Jabar berebut. Luar Jabar juga berebut karena 53 persen industri manufaktur di Jabar," ucap Politikus PKS ini.
Aher mengaku telah menjelaskan hal itu kepada Jokowi dalam ratas. Dia menyebut tingkat kemiskinan masyarakat Jawa Barat menurun meski tingkat pengangguran terbuka meningkat. Pada 2015, kemiskinan Jabar tercatat mencapai sekitar 9 persen. Pada tahun lalu angka tersebut turun menjadi 8,77 persen.
"Kemiskinan justru turun. Mudah-mudahan ini trennya positif karena tenaga kerja terdidik akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan," tutur Aher.
Presiden Jokowi sebelumnya mengharapkan Provinsi Jawa Barat bisa membuka lebih banyak lapangan pekerjaan demi menekan angka pengangguran. Dia menyoroti angka pengangguran terbuka di Jawa Barat yang terbilang tinggi.
"Jawa Barat harus mampu unggul lebih tinggi lagi sehingga mampu membuka lebih banyak lapangan kerja baru, angkatan kerja yang selama ini masih menganggur," kata Jokowi dalam rapat terbatas di Kantor Presiden.