Sandi Menolak Aksi Bela Islam 55 Dikaitkan Pilkada Lalu

CNN Indonesia
Kamis, 04 Mei 2017 19:48 WIB
Sandi enggan berkomentar lebih jauh terkait demonstrasi besok, karena tuntutan aksi itu berkaitan dengan persoalan hukum.
Sandi enggan berkomentar lebih jauh terkait demonstrasi besok, karena tuntutan aksi itu berkaitan dengan persoalan hukum. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Wakil Gubernur Sandiaga Uno meminta masyarakat tidak mengaitkan Aksi Bela Islam pada 5 Mei besok dengan Pilkada DKI Jakarta yang telah usai. Dia mengatakan, saat ini rekonsiliasi pascapilkada sedang dibangun.

"Kita ingin sama-sama disiplin dalam menyikapi begitu banyak fenomena. Jangan semua dikaitkan dengan pilkada yang sudah lewat," kata Sandi di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (4/5).

Menurutnya, rekonsiliasi yang tengah dibangun itu perlu dilakukan dengan menjaga kebersamaan dan persatuan. Dia pun meminta agar warga Jakarta saling memahami perbedaan yang ada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentunya kami ingin suasana Jakarta tetap kondusif, karena energi harus dipusatkan untuk mempersatukan warga. Pilkada sudah selesai, rekonsiliasi ini diharapkan bisa terwujud," ujarnya.
Dia enggan mengomentari lebih jauh terkait demonstrasi yang disebut Aksi Bela Islam 55. Aksi itu menuntut independensi hakim dalam memutus perkara dugaan penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Aksi ini tentang apa, saya belum dapat informasi. Tapi kalau aksi ini berkaitan dengan hukum, saya lebih baik enggak berkomentar, karena ini ranah hukum," kata Sandi.

Sesuai rencana, aksi tersebut akan dilakukan usai salat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Setelah itu, peserta aksi akan berjalan kaki atau long march menuju Mahkamah Agung.

Sandi mengimbau para pengunjuk rasa tetap tertib saat melakukan aksi. Dia berharap aksi berjalan kondusif agar tidak terjadi sesuatu yang merugikan masyarakat.
"Kalau tidak dijaga kondusif, menimbulkan persepsi yang berbeda di luar. Sementara kita tahu Jakarta aman dan damai. Jakarta memberikan kebebasan untuk warganya mengungkapkan ekspresi," kata Sandi.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, aksi yang diusung GNPF MUI tidak perlu dilakukan. Dia khawatir aksi tersebut mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Sebetulnya saya pikir tidak perlu demo maupun aksi dalam jumlah yang besar, karena pasti akan mengganggu ketertiban publik," kata Tito di Markas Besar Polri, kemarin.
Sementara, Polda Metro Jaya mendesak GNPF MUI membatalkan rencana aksi jalan kaki dari Masjid Istiqlal ke kantor Mahkamah Agung, Jumat besok.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menuturkan, kepolisian menilai aksi itu berpotensi mengganggu ketertiban dan merusak fasilitas umum. "Kami berharap tidak ada yang turun ke jalan," ujarnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER