Jakarta, CNN Indonesia -- Polda Metro Jaya melarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar kegiatan 'International Khilafah Forum 1438 H' di Gedung Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu 23 April silam.
Undangan kegiatan tersebut viral di media sosial. Disebutkan dalam undangan itu, acara akan bertema 'Khilafah Kewajiban Syar'i Jalan Kebangkitan Umat'.
Polisi khawatir, acara itu akan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat Jakarta. Menurut polisi, mereka telah memiliki informasi intelijen tentang HTI, sehingga tidak mengeluarkan izin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Khilafah, menjadi momok untuk polisi. Apalagi di tengah-tengah isu kebangkitan gerakan umat Islam. Karena, HTI, mengistilahkan Khilafah sebagai kepemimpinan seluruh kaum muslim di dunia. Khilafah ini bertanggung jawab menerapkan hukum Islam dan risalah Islam ke seluruh muka bumi.
Dalam situs resminya,
Hizbut Tahrir.or.id, disebutkan Hizbut Tahrir berdiri pada tahun 1953 di Al-Quds (Baitul Maqdis), Palestina. Gerakan ini menitikberatkan perjuangan membangkitkan umat di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah.
Gerakan ini dipelopori oleh Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani, seorang ulama alumni Al-Azhar Mesir, dan pernah menjadi hakim di Mahkamah Syariah di Palestina.
Di Indonesia, Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan.
Jumalah anggota HTI belum bisa diketahui secara pasti. Namun, akun Facebook Hizbut Tahrir Indonesia, disukai sebanyak 55.845 pengguna Facebook. Dalam akun itu, HTI menamakan diri sebagai "organisasi Politik di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, dan bermarkas di Crown Palace A25, Jalan Prof. Soepomo nomor 231.
Hizbut Tahrir, masih menurut situs resminya, merupakan organisasi politik, bukan organisasi kerohanian, bukan lembaga ilmiah, bukan lembaga pendidikan (akademis), dan bukan pula lembaga sosial.
"Ide-ide Islam menjadi jiwa, inti, dan sekaligus rahasia kelangsungan kelompoknya. sebuah partai politik yang berideologi Islam. Politik merupakan kegiatannya, dan Islam adalah ideologinya," demikian pernyataan HTI.
Dalam situsnya, Hizbut Tahrir menegaskan bahwa mereka bertujuan membangkitkan kembali umat Islam dengan kebangkitan yang benar, melalui pola pikir yang cemerlang.
Selain itu, Hizbut Tahrir juga ingin melanjutkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Tujuan ini berarti mengajak kaum muslimin kembali hidup secara Islami dalam Darul Islam dan masyarakat Islam.
Nantinya, seluruh kegiatan kehidupan diatur sesuai dengan hukum-hukum Islam.
Pandangan hidup yang akan menjadi pedoman adalah halal dan haram, di bawah naungan Daulah Islamiyah. Ini adalah wilayah yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang diangkat kaum muslimin untuk didengar dan ditaati agar menjalankan pemerintahan berdasarkan Kitab Allah dan sunnah Rasul.
Tak hanya itu, namun juga mengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.
Menurut penjelasannya, Hizbut Tahrir menegaskan, mereka berusaha untuk mengembalikan posisi umat ke masa kejayaan dan keemasannya seperti dulu. "Di mana umat akan mengambil alih kendali negara-negara dan bangsa-bangsa di dunia ini."