Hizbut Tahrir Sesalkan Ahok soal Warung Boleh Buka saat Puasa

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2015 21:52 WIB
Mereka meminta yang tidak puasa menyesuaikan yang puasa, bukan sebaliknya.
Ormas Hizbut Tahrir Indonesia melakukan demo penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (23/11). (CNNIndonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hizbut Tahrir Indonesia menyesalkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang mengatakan bahwa pedagang kaki lima khususnya warung makan boleh membuka lapaknya selama bulan Ramadan. Seharusnya ada aturan jam operasional yang pasti sebagai bentuk menghormati umat muslim yang menjalankan puasa.

Muhammad Ismail Yusanto, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan nantinya akan melakukan pemeriksaan langsung, jika selama pelaksanaan puasa ditemukan ada warung makan yang beroperasi.

"Secara hukum syariah, seharusnya warung makan tersebut diperiksa, apakah makanan tersebut untuk orang yang berpuasa atau bagi mereka umat muslim yang tidak berpuasa, misalkan mereka yang habis bepergian jauh," ujarnya kepada CNN Indonesia, Rabu (17/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ismail menyatakan bahwa jam operasional bagi warung yang menyediakan makanan amat penting, agar penghormatan terhadap umat muslim yang berpuasa bisa dirasakan. "Kita lihat, misalkan rumah makan Padang itu baiknya buka ketika sore hari, jangan seharian penuh," ujarnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa batal atau tidaknya puasa, tergantung dari mereka yang menjalankan ibadah puasa tersebut. Menurutnya, secara hukum asal ibadah puasa, seharusnya umat muslim wajib menahan lapar dan haus hingga waktu berbuka puasa tiba.

Ismail mengatakan bahwa kecenderungan saat ini, sebagian umat muslim dan non muslim sudah tidak memiliki rasa hormat terhadap pemeluk agama yang menjalankan ibadah. "Kita lihat kecenderungan saat ini sudah berbeda, sudah tidak ada kesungkanan terhadap umat muslim yang menjalankan ibadah, sudah buka-bukaan" ujarnya.

Ismail juga menekankan bahwa seharusnya mereka yang tidak menjalankan puasa seharusnya menyesuaikan dengan yang berpuasa, bukan sebaliknya.

Sebelumnya, sejalan dengan apa yang diharapkan oleh Hizbut Tahrir Indonesia perihal pembukaan warung makan pada bulan puasa. Organisasi masyarakat keagamaan Front Pembela Islam (FPI) memastikan akan melakukan teguran langsung kepada pengusaha warung makan pinggir jalan yang tidak menutup gerainya dengan sopan sepanjang bulan puasa.

Teguran yang disampaikan oleh ormas kepada pengusaha warung makan atau restoran, hal itu akan dilakukan hanya dalam batasan penertiban. "Itupun hanya untuk rumah makan yang mencolok menjajakan makanan," kata Ketua Umum FPI Muchsin Alatas kepada CNN Indonesia, Rabu (17/6). (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER