Buka Puasa Lintas Iman di Semarang Batal Diadakan di Gereja

Damar Sinuko | CNN Indonesia
Jumat, 17 Jun 2016 11:42 WIB
Meski ditolak sejumlah ormas, acara yang dihadiri istri Gus Dur, Sinta Nuriyah, itu tetap berjalan dengan pengalawan polisi dan anggota Banser NU.
Suasana Buka Puasa Lintas Iman bersama Ibu Sinta Nuriyah, Walikota Semarang Hendrar Prihadi dan Romo Aloysius Budi di Balai Kelurahan Pudakpayung, Semarang, Kamis (16/6). (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
Semarang, CNN Indonesia -- Acara buka puasa lintas iman yang dihadiri Sinta Nuriyah, istri Presiden keempat Abdurahman Wahid, terpaksa diselenggarakan di Balai Kelurahan Pudakpayung, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (16/6).

Kegiatan yang awalnya akan diadakan di Gereja Katolik Kristus Raja, Ungaran, itu mendapat penolakan dari sejumlah organisasi masyarakat, seperti Front Pembela Islam, Pemuda Muhammadiyah, dan Hizbut Tahrir Indonesia.

Acara buka puasa lintas iman tersebut digagas Yayasan Ciganjur. Penolakan membuat panitia acara memindahkan kegiatan itu ke Gereja Yakobus Zebedeus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, massa ormas tetap mendesak panitia membatalkan kegiatan. Mereka beralasan, berbuka puasa di tempat ibadah agama lain tidak sesuai dengan kaidah dan dapat memicu konflik umat beragama.

Romo Aloysius Budi Purnomo berkata, panitia akhirnya memutuskan untuk menggelar acara buka puasa lintas iman di balai kelurahan.
"Kami menghormati dan menghargai kawan-kawan yang tidak bisa menerima kegiatan ini. Di mana pun tempatnya, kami tidak masalah, yang penting adalah kebersamaan dan tolerasi," ujarnya.

Kegiatan buka puasa lintas iman itu dimulai sekitar pukul 16.30 WIB dengan dialog yang dipimpin Sinta Nuriyah bertajuk makna puasa dalam toleransi kehidupan bermasyarakat dan beragama. Walikota Semarang Hendrar Prihadi dan sejumlah tokoh agama turut menghadiri forum tersebut.

"Puasa adalah ibadah umat muslim, tapi umat lain juga ikut merasakan makna ibadahnya. Sungguh indah jika keadaan ini terus berjalan harmonis di Indonesia," tutur Sinta.

Santap hidangan setelah adzan magrib diiringi tarian sufi dari Pesantren Al Islam, Tembalang, Semarang, pimpinan Kyai Budi Hardjono.
Walikota Semarang Hendrar Prihadi menyayangkan penolakan sejumlah kelompok masyarakat. Ia menyebut, sikap ormas-ormas itu sebagai kekhawatiran yang berlebihan.

"Acaranya sangat hangat, sejuk, damai penuh kebersamaan. Justru inilah bukti konkret adanya toleransi kehidupan beragama," ujar Hendrar.

Kegiatan buka bersama lintas iman tersebut berlangsung dalam pengawalan personel kepolisian dan TNI. Beberapa anggota Banser Nahdlatul Ulama turut membantu pengamanan.

"Kami siap siaga membantu aparat mengamankan acara ini karena sejak awal ada reaksi penolakan," kata Ketua Banser NU Kota Semarang, Hasyim Azhari. (abm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER