Seminggu Usai Palu Vonis untuk Ahok

CNN Indonesia
Selasa, 16 Mei 2017 08:48 WIB
Hari ini genap seminggu Ahok berada di rumah tahanan usai divonis 2 tahun penjara karena penodaan agama. Kontroversi serta solidaritas terus mengiringi.
Basuki Tjahaja Purnama pada hari ini genap seminggu berada di rumah tahanan usai divonis 2 tahun penjara karena penodaan agama. Solidaritas terus mengalir. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sembari mengacungkan jari telunjuk dan tengah tangan kanannya membentuk huruf V, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok keluar dari mobil tahanan, sembari melempar senyum melangkah pasti masuk ke Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta Timur.

Simbol V secara universal dapat diartikan sebagai bahasa kemenangan atau victory.

Mungkin, Ahok ingin menyampaikan pesan bahwa dirinya tetap menang dalam kasus penodaan agama yang membuatnya dihukum dua tahun penjara.
Hari itu, Selasa (9/5), menjadi hari yang bersejarah bagi Ahok. Dia dianggap bersalah melanggar Pasal 156 huruf a KUHP oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanpa tedeng aling-aling, dia langsung menyatakan banding atas vonis yang dijatuhkan majelis hakim, yang dipimpin Dwiarso Budi Santiarto. Majelis hakim juga memerintahkan agar Ahok langsung ditahan.

Vonis untuk Ahok pun disambut 'bahagia' oleh mereka yang menuntutnya sejak akhir tahun lalu dipenjara.

Namun, tak sedikit pula yang geram, sedih, kecewa, hingga menangis atas hukuman yang dijatuhkan untuk Ahok.

Selama berada di Rutan Cipinang sejak sidang selesai, Ahok tampak 'biasa-biasa' saja sejumlah foto yang sempat dilihat CNNIndonesia.com.

Bahkan, dalam salah satu foto yang tersebar, Ahok tetap meladeni petugas Rutan yang meminta berfoto bersama.

Sejak hari itu, Ahok mulai jauh dari hingar bingar Jakarta.

Meskipun di depan rutan tersebut, para pendukung setia Ahok menggelar aksi solidaritas meminta agar mantan bupati Belitung Timur itu ditangguhkan penahanannya.

Mereka merupakan massa yang paginya aksi di depan Kementerian Pertanian, lokasi sidang Ahok sejak pindah dari gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang lama.

Di tengah penahanan Ahok, Djarot Saiful Hidayat langsung diangkat menjadi pelaksana tugas gubernur, untuk menggantikan Ahok menjalankan tugasnya.

Tak rela, sang pujaan merasakan dinginnya tembok penjara, para pendukungnya itu mengancam bakal bermalam di depan rutan.

Namun, akhirnya niatan tersebut bisa 'diredam' oleh Djarot Saiful Hidayat, yang menyampaikan pesan dari Ahok, agar mereka mengurungkan niatan bermalam.
Seminggu Setelah 'Kepergian' Ahok dari Balai KotaPara pendukung Ahok yang menyampaikan dukungan mereka di depan Mako Brimob. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Selepas tengah malam, diam-diam Ahok dikeluarkan dari Rutan Cipinang. Ahok ternyata dikeluarkan dari wilayah administratif DKI Jakarta. Sang Istri, Veronica Tan pun tetap setia menemani sang suami dipindahkan.

Pria yang dikenal ceplas-ceplos itu dipindahkan ke Rutan Markas Korps Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Sejak Rabu (10/5), Ahok bermalam di rutan yang juga menjadi 'rumah sementara' Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam Muhammad Al Khaththath, salah satu orang yang getol menuntut Ahok dipenjara.

Pada hari itu, kabar Ahok dari balik jeruji besi tak terdengar. Pihak keamanan di Mako Brimob enggan memberitahukan soal kondisi Ahok, selepas pindah tahanan. Pun dari para tim kuasa hukumnya.
Samar-samar perlahan muncul mengenai kondisi mantan orang nomor satu di Ibu Kota itu. Berdasarkan informasi dari salah satu anggota Brimob, Ahok mengaku tak mau dijenguk terlebih oleh orang lain. Dia hanya ingin ditemui anggota keluarga.

Solidaritas untuk Ahok

Selepas Ahok divonis bersalah dan dihukum dua tahun bui, dukungan dari masyarakat, termasuk para Ahokers, terus meluas. Dukungan tersebut mengalir, mulai dari kiriman karangan bunga, berkumpulnya warga di Balai Kota, hingga aksi lilin di sejumlah titik.

Pemindahan Ahok ke luar wilayah Ibu Kota ternyata tak menyurutkan para Ahokers untuk terus memberikan dukungan. Puluhan warga dari sejumlah wilayah di Jakarta pun jauh-jauh datang ke Mako Brimob Kelapa Dua.
Meski tak bisa bertemu langsung dengan Ahok, mereka setia menyuarakan dukungan dan tuntutan bebaskan Ahok dari depan gerbang utama Mako Brimob. Bahkan, ada sekira sepuluh orang yang rela bermalam di tepi jalan 'menemani' Ahok.

Aksi-aksi menuntut keadilan untuk Ahok terus meluas ke sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan, aksi lilin juga terjadi di beberapa titik belahan dunia lain. Suara mereka satu, menuntut Ahok dibebaskan dari jeratan hukum penodaan agama.

Salah satu kuasa hukum Ahok, I Wayan Sudirta mengatakan kliennya dalam kondisi yang baik selama sepakan mendekam di Rutan Brimob Kelapa Dua. Sudiarta mengaku berencana menjenguk Ahok pagi ini bersama rekan-rekannya yang lain.

Menurut Sudiarta, Ahok tak merasa tertekan meski harus tinggal di hotel prodeo, yang ukurannya hanya 2x3 meter. Ahok juga tidur tanpa beralaskan kasur empuk seperti di rumah. Tak ada fasilitas mewah untuk Ahok selama ditahan.

"Kondisinya baik-baik saja. (Selama) di sana tak ada tekanan," kata Sudiarta kepada CNNIndonesia.com, Senin (15/5) malam.

Seminggu Setelah 'Kepergian' Ahok dari Balai KotaSolidaritas untuk Ahok dilakukan di Tugu Proklamasi, Jakarta, beberapa waktu lalu. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Ahok sendiri sempat mengungkapkan kondisinya saat sehari ditahan di Rutan Mako Brimob. Lewat Handy Talky (HT) milik Brimob, Ahok menyebut kondisi dirinya sangat baik.

Pada kesempatan itu, Ahok pun meminta pendukungnya yang masih setia di depan Mako Brimob untuk segera membubarkan diri. Apalagi, Mako Brimob berada di wilayah administrasi Jawa Barat.

Kekecewaan Ahok

Sudiarta mengungkapkan kekecewaan Ahok atas vonis bersalah dan dua tahun bui yang dijatuhkan majelis hakim. Lantaran kecewa, Ahok pun dengan lantang menyatakan banding terhadap palu hakim yang telah diketok tersebut.

"Ya kecewa, meskpun menghormti pengadilan. Putusannya kita boleh kecewa, kita lawan lewat banding," tuturnya.

Menurut Sudiarta kekecewaan Ahok atas putusan hakim tersebut bisa dilihat dari gesturnya. Dia menyebut, Ahok kecewa dengan perintah
penahanan dari majelis hakim dan vonis yang lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum.

Di tengah polemik vonis untuk Ahok yang terus menuai protes, Mahkamah Agung (MA) langsung mempromosikan sedikitnya tiga anggota majelis hakim yang menangani perkara Ahok.

Berdasarkan situs Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum MA, tiga hakim sidang Ahok, diantaranya Dwiarso Budi Santiarto, Jupriyadi dan Abdul Rosyad mendapatkan promosi.

Berdasarkan hasil rapat Tim Promosi Mutasi (TPM) hakim 10 Mei 2017, Dwiarso yang juga adalah ketua majelis hakim perkara Ahok, sekaligus ketua Pengadilan Jakarta Utara, dipromosikan menjadi hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Denpasar, Bali.

Jupriyadi, yang menjabat sebagai wakil ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara, dipromosikan menjadi ketua Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat.

Sedangkan Abdul Rosyad, dipromosikan menjadi hakim tinggi Pengadilan Tinggi Palu. Dia sebelumnya adalah hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Namun, MA buru-buru membantah bahwa mutasi jabatan yang diterima tiga hakim tersebut tak berkaitan dengan perkara penodaan agama yang menjerat Ahok. Tetapi, Komisi Yudisial (KY) sempat mempertanyakan mutasi tersebut. 
"Yang harus diperhatikan apa betul mereka telah memenuhi syarat formil untuk dipromosikan," ujar Farid Wajdi, Juru Bicara KY.

Di tengah-tengah persoalan itu, warga Jakarta kini pun mesti 'beradaptasi' tanpa Ahok. Jakarta tanpa Ahok mungkin tampak normal dan terus berjalan sampai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno dilantik pada Oktober 2017.

Tapi bisa jadi pula, dengan rasa yang berbeda.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER